Skip to content

Al-Azhar Rayakan Hari Jadi ke-1082, Berikut Pesan Pentingnya

Tanggal 7 Ramadan menjadi hari istimewa bagi Al-Azhar. Jumat ini pun berbeda dari biasanya. Berikut pesan Al-Azhar di perayaan hari jadi kali ini.

FOTO Syekh Prof. Dr. Muhammad Abdurrahman Adh-Dhuwaini, Wakilul-Azhar (Al-Azhar)
FOTO Syekh Prof. Dr. Muhammad Abdurrahman Adh-Dhuwaini, Wakilul-Azhar (Al-Azhar)

TAWAZUN.ID — Pada hari Jumat, 8 April 2022 M yang bertepatan dengan 7 Ramadan 1443 Hijriah, Al-Azhar mengadakan ihtifal hari jadi Al-Azhar yang ke-1082. Berdasarkan keputusan majelis tertinggi di Al-Azhar, yakni Al-Majlis Al-A'la li Al-Azhar yang dipimpin langsung Syekhul-Azhar Ahmad Ath-Thayyib pada 2018 silam, tanggal 7 Ramadan tiap tahunnya resmi menjadi hari peringatan berdirinya salah satu masjid dan institusi keilmuan Islam tertua di dunia ini. Sehari sebelumnya, Al-Azhar melalui fanpage Facebook resminya pun mengundang siapapun untuk menghadiri perayaan ulang tahun tersebut secara langsung di Masjid Al-Azhar.

Pada tahun ini, ihtifal hari jadi Al-Azhar terbilang menarik, karena hari perayaan pada tahun ini berlangsung pada hari Jumat, hari yang sama dengan peresmian pembangunan Masjid Al-Azhar pada 7 Ramadan 361 Hijriah silam. Panggung acara juga di desain dengan apik. Oleh karena Masjid Al-Azhar dibangun pada masa Dinasti Al-Fathimiyyah, panggung acara juga dipusatkan pada mihrab Masjid Al-Azhar bagian era Al-Fathimiyyah (Zhullah Fathimiyyah).

Ruang terbuka (shahn maksyuf) di Masjid Al-Azhar

Acara ini dimulai setelah melaksanakan ibadah salat Asar secara berjamaah di Masjid Al-Azhar. Kemudian, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Qari Muhammad Abdulghani As-Sa’dawi, salah satu imam di Masjid Al-Azhar. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan prakata dari Syekh Prof. Dr. Abdulmun’im Fuad sebagai Pengawas Umum Riwaq Al-Azhar, Syekh Prof. Dr. Ahmad Umar Hasyim sebagai anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar, dan lantunan syair masyhur anggitan beliau tentang Al-Azhar “Ya Mishru Nada Al-Mukhlishun” yang didendangkan oleh pelantun nasyid perempuan Az-Zahra Laiq, serta prakata dari Syekh Prof. Dr. Nazhir ‘Ayyadh yang menjabat Sekjen Lembaga Riset Islam Al-Azhar.

Sekjen Akademi Riset Islam Al-Azhar Syekh Prof. Dr. Nazhir 'Ayyadh dalam sesi kata sambutan.

Sebelum memasuki sesi inti, acara diselingi dengan lantunan syair yang dibawakan oleh Umar Hasysyad. Kemudian, acara diakhiri dengan sesi inti perayaan ulang tahun Al-Azhar oleh Syekh Prof. Dr. Muhammad Abdurrahman Adh-Dhuwaini (Wakilul-Azhar) sebagai perwakilan resmi dari Al-Azhar dan Imam Akbar Prof. Dr. Ahmad Ath-Thayyib (Syekhul-Azhar).

Terjemah Pidato Syekh Ahmad Umar Hasyim di Peringatan Isra Mi’raj
Pidato Syekh Ahmad Umar Hasyim hampir selalu menggelegar. Inilah terjemah khutbah alim nan saleh yang pernah menjabat rektor Universitas Al-Azhar.

Mengawali sambutannya, beliau menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Republik Arab Mesir Abdulfattah As-Sisi, Syekhul-Azhar Ahmad Ath-Thayyib, para civitas akademika Al-Azhar, juga pecinta Al-Azhar baik di Mesir maupun di luar Mesir atas semarak perayaan ulang tahun Al-Azhar yang ke-1082 ini.

Beliau berkata, “Sungguh, perayaan kita hari ini dengan berlalunya 1082 tahun Hijriah sejak pembukaan Masjid Al-Azhar adalah sebaik-baik kesempatan untuk berbicara seputar sejarah Al-Azhar dan kedudukannya sebagai lembaga nasional. Keberadaannya begitu terasa di dalam sanubari setiap umat dan telah termaktub di dalam perjalanan masa. Al-Azhar dalam hal ini adalah bagian penting dari sejarah bangsa kita, yang wajib untuk dihidupkan kembali di dalam hati para pemuda, hingga mereka memiliki loyalitas dan rasa memiliki terhadap Al-Azhar.”

Al-Azhar

Sepilihan tulisan yang mengisahkan sejarah Al-Azhar dapat teman-teman temukan

di sini

Dalam pidatonya yang berlangsung selama 15 menit, Syekh Muhammad Adh-Dhuwaini memaparkan banyak hal terkait sejarah, perkembangan, dan kemajuan Al-Azhar dalam berbagai aspek, baik dalam mencetak para tokoh besar di seluruh dunia, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Al-Azhar.

Di akhir pidato, beliau menegaskan bahwa Al-Azhar akan terus memegang teguh nilai-nilai agung dan sikapnya yang luhur dengan akidah ahlusunah waljamaah, sebuah akidah yang telah diajarkan dari generasi ke generasi, akidah yang menyeru kepada persatuan, kasih sayang, saling berkerjasama dan membantu, mencegah perselisihan, perpecahan, dan mencegah pelanggaran terhadap persaudaraan kemanusiaan. “Al-Azhar akan senantiasa menjadi pembaharu dan pembawa panji moderasi dan toleransi yang akan membawa manfaat dan kemaslahatan bagi umat manusia. Inilah Al-Azhar yang penuh dengan nilai nasionalisme, Al-Azhar yang moderat, Al-Azhar yang menyokong kemanusiaan, dan Al-Azhar yang akan datang.”

Benarkah Asy’ariah Terbelakang dan Membingungkan?
Sekilas mengenal Asy’ariyah yang sempat disebut terbelakang dan membingungkan oleh seorang dosen. Mazhab yang diugemi Al-Azhar Asy-Syarif, Kairo.

Ihtifal hari jadi Al-Azhar ditutup dengan senandung syair seputar Al-Azhar dan dilanjutkan dengan acara buka bersama di selasar Al-Azhar yang dipadati oleh lautan manusia. Tak lupa, Al-Azhar juga memberikan hadiah Ramadan bagi setiap orang yang mengikuti perayaan tersebut yang berisi beberapa buku, yaitu mushaf Al-Quran terbitan resmi Al-Azhar, Majalah Al-Azhar edisi Ramadan, dan 4 kitab kecil seputar memoar Al-Azhar: Al-Azhar Asy-Syarif Aktsar min Alfi ‘Am min Al-‘Atha, Aqdam Jami’ah Islamiyyah fi Al-‘Alam At-Tajdid fi Al-Azhar, Watsiqah Al-Ukhuwwah Al-Insaniyyah min Ajli As-Salam Al-‘Alami wa Al-‘Aisy Al-Musytarak, dan Al-Jami’ Al-Azhar Nubdzah fi Tarikhihi. (rul)

💡
Baca juga warta lain di rubrik AKHBAR atau pilih ragam tulisan di Tawazun

Latest