Skip to content

Enam Syekhul-Azhar yang Pernah Menjadi Mufti Agung Mesir

Tidak semua Syekhul-Azhar menjabat Mufti Agung Mesir. Enam orang ini adalah para pemimpin Al-Azhar yang pernah menjadi mufti nomor satu di Mesir.

FOTO Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah (Ahmed Abo El-Azm)
FOTO Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah (Ahmed Abo El-Azm)

Syekhul-Azhar dan Mufti Agung Mesir adalah dua jabatan penting dalam masyarakat muslim saat ini, khususnya di Mesir. Siapakah sosok yang pernah mengampu kedua jabatan ini semenjak berdirinya Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah? Berikut ini daftar Syekhul-Azhar yang juga pernah menjabat Mufti Agung Mesir semenjak adanya Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah:

1.     Syekh Hassunah An-Nawawi

Beliau adalah Hasunah bin Abdullah bin Hasan An-Nawawi Al-Hanafi Al-Azhari. Nisbah An-Nawawi merujuk kepada tempat lahir beliau, yakni di desa bernama Nawai atau yang pada masa Mesir kuno disebut Nouoi. Beliau lahir pada tahun 1253 H.

Sang imam diangkat menjadi Syekhul-Azhar pada tahun 1313 H (1895 M). Tidak lama setelah pengangkatannya sebagai Syekhul-Azhar, tepatnya 4 Jumadilakhir 1313 H (21 November 1895 M), beliau ditugaskan mewakili Syekh Al-Abbasi Al-Mahdi yang tengah sakit untuk melaksanakan tugas sebagai Mufti Agung Mesir.

Kontekstualisasi Fikih di Era Kiwari
Selain ubudiah, fikih belum bisa membumi secara aplikatif & efektif dalam masyarakat. Padahal mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam.

Tahun 1315 H (1897 M), selepas berpulangnya Syekh Al-Abbasi Al-Mahdi, Syekh Hassunah An-Nawawi pun resmi diangkat menjadi Mufti Agung Mesir. Selama menjabat mufti nomor satu se-Mesir itu, beliau menerbitkan 287 fatwa sebagai jawaban atas pertanyaan masyarakat yang tercatat masuk di Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah. Beliau menjadi mufti selama kurang lebih 3 tahun, tepatnya hingga 24 Muharram 1317 H (4 Juni 1899 M). Kursi Mufti Agung Mesir pun diteruskan oleh teman diskusinya, Syekh Muhammad Abduh.

Selain dalam dunia fatwa, Syekh Hassunah An-Nawawi juga berperan dalam dunia pendidikan. Beliau adalah salah satu pelopor berdirinya sebuah sekolah kehakiman di bawah naungan Al-Azhar bernama Madrasah Al-Qadha’ Asy-Syar’i yang nantinya akan melahirkan banyak kader advokat, kadi, dan mufti. Sang imam berpulang ke rahmatullah pada hari Ahad, 24 Syawal 1343 H (17 Mei 1925 M), dan dikebumikan di Qarafah Al-Mujawirin, Kairo.

2.     Syekh Abdulmajid Salim

Beliau adalah Abdulmajid bin As-Sayyid bin Salim Al-Hanafi Al-Azhari. Lahir pada 30 Zulkaidah 1299 H (13 Oktober 1882 M) di desa bernama Mit Syihalah, Provinsi Al-Munufiyyah, Mesir.

Syekh Abdulmajid Salim mengawali karirnya dengan mengajar di Al-Azhar, lalu mengajar di Madrasah Al-Qadha’ Asy-Syar’i bentukan Syekh Hasunah An-Nawawi. Selepas mengajar di Madrasah ini lah beliau mengawali karir di dunia kehakiman dan fatwa. Hingga puncaknya pada 2 Zulhijah 1346 H (22 Mei 1928 M), beliau diangkat sebagai Mufti Agung Mesir. Karena umur beliau saat pengangkatannya itu tergolong muda, Syekh Abdulmajid Salim mengemban amanah sebagai mufti selama kurang lebih 18 tahun, tepatnya hingga 15 Zulhijah 1364 H (21 November 1954 M).

Tradisi Ihtifal Rukyat Hilal Ramadan di Mesir
Malam pengamatan hilal Ramadan atau yang di Mesir disebut Lailah Ar-Ru’yah menjadi momen istimewa. Tradisi ini telah mengakar dari masa ke masa.

Selama menjadi mufti nomor satu Mesir, beliau menerbitkan 15.792 fatwa dalam berbagai topik sebagai jawaban atas persoalan-persoalan masyarakat yang masuk. Pada tahun 1369 H (1950 M), beliau diamanahi untuk memimpin Al-Azhar dengan menduduki puncak tertingginya, yakni Syekhul-Azhar. Syekh Abdulmajid Salim wafat pada hari Kamis, 10 Safar 1374 H (7 Oktober 1954 M).

3.     Syekh Hasan Ma’mun

Beliau adalah Hasan bin Musthafa bin Muhammad Ma’mun. Lahir di Distrik Abidin, Kairo, Mesir pada hari Rabu, 10 Zulhijah 1311 H (13 Juni 1894 M).

Syekh Hasan Ma’mun diangkat secara resmi menjadi Mufti Agung Mesir pada tahun 1374 H (1955 M). Pengangkatan beliau sebagai mufti adalah yang pertama kalinya secara resmi pasca revolusi dalam Kerajaan Mesir. Namun, apabila melihat penanggalan sejarah lebih jeli, maka Syekh Hasanain Makhluf-lah yang pertama menduduki kursi Mufti Agung Mesir setelah Mesir menjadi republik.

Selama beliau menjadi mufti, beliau tercatat menerbitkan 12.650 fatwa dalam berbagai hal. Di antara fatwanya adalah terkait Marxisme di dalam perspektif Islam dan hukum berdamai dengan Yahudi.

Pada tahun 1384 H (1964 M), Syekh Hasan Ma’mun mendapat amanah sebagai Syekhul-Azhar. Saat itu pula beliau melepaskan kedudukannya sebagai Mufti Agung Mesir dengan pertimbangan kondisi kesehatannya yang tidak terlalu mendukung untuk mengemban kedua jabatan secara bersamaan. Pada 17 Rabiulakhir 1393 H (19 Mei 1973 M), Syekh Hasan Ma’mun berpulang ke haribaan Kekasihnya.

Al-Quran

Kumpulan tulisan dengan kata kunci Al-Quran dan cabang ilmunya bisa teman-teman temukan

di sini

4.     Syekh Jadal-Haq Ali Jadal-Haq

Beliau adalah Jadal-Haq bin Ali bin Jadal-Haq Al-Bathrawi Al-Hanafi Al-Azhari. Lahir pada hari Kamis, 13 Jumadilakhir 1335 H (5 April 1917 M) di sebuah desa bernama Bathrah, Provinsi Ad-Daqahliyyah, Mesir.

Memasuki umur 13 tahun, beliau mengenyam pendidikannya di Ma’had Al-Azhar Thantha. Pada saat itu terjadi revolusi besar-besaran kurikulum Al-Azhar di bawah kepemimpinan Syekhul-Azhar Muhammad Al-Ahmadi Azh-Zhawahiri. Sebelumnya sistem pendidikan Al-Azhar bertahap dari jenjang awwaliyyah, tsanawiyyah, dan 'aliyyah, lalu sedikit berubah menjadi ibtidaiyyah, tsanawiyyah dan jenjang 'aliyyah-nya diganti dengan model perkuliahan seperti saat ini. Syekh Jadal-Haq menyelesaikan pendidikannya hingga tsanawiyyah di Ma’had Al-Azhar Thantha, lalu melanjutkan jenjang kuliah di Fakultas Syari’ah di Universitas Al-Azhar, Kairo.

Pada tahun 1362 H (1943 M), Syekh Jadal-Haq menyelesaikan kuliahnya dan meraih Syahadah ‘Alimiyyah. Tak sampai di situ, beliau melanjutkan lagi pendidikannya ke tingkat yang lebih spesifik, yakni jenjang takhasshush di Madrasah Al-Qhada’ Asy-Syar’i.

Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi inilah, karir beliau di dunia kehakiman dan fatwa dimulai. Hingga puncaknya pada tahun 1398 H (1978 M), tanpa sepengetahuan beliau, Kementerian Kehakiman Mesir mencalonkan beliau untuk menjadi Mufti Agung Mesir menggantikan Syekh Muhammad Khathir yang telah menyelesaikan masa jabatannya.

Selama tiga tahun lebih menjadi mufti nomor satu se-Mesir, Syekh Jadal-Haq aktif menjawab persoalan masyarakat muslim dengan mengeluarkan 1272 fatwa dalam berbagai topik. Setiap fatwa yang beliau sampaikan seakan-akan seperti menuliskan sebuah karya ilmiah, sistematis dan lengkap dengan analisa masalah dan dalil.

Selepas menyelesaikan amanah sebagai mufti, tepatnya pada tahun 1402 H (1982 M), beliau diamanahi menjadi Syekhul-Azhar. Selama menduduki kursi Syekhul-Azha,r beliau mengembangkan jumlah Ma’had Al-Azhar, dari yang hanya 600 sekolah berkembang hingga menjadi 6000 sekolah yang berada di seantero Mesir.

Membaca Secara Mendalam dengan Adab Al-Muthala’ah
Khazanah Islam menyimpan sebuah disiplin ilmu tentang bagaimana membaca secara mendalam. Tulisan ini menyajikan secara ringkas Adab Al-Muthala’ah.

Syekh Jadal-Haq berpulang ke rahmatullah pada 15 Syawal 1416 H (5 Maret 1996 M). Jenazah beliau dimandikan serta disalatkan oleh Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi dan diperistirahatkan di kampung halamannya, Bathrah.

5.     Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi

Beliau adalah Muhammad bin Sayyid bin ‘Athiyyah bin Thanthawi bin Husain bin Abdulhafiz bin Hamd bin Abdunnabi bin Abbas bin Farnas As-Sulami. Lahir di Sulaym, Provinsi Suhaj, Mesir pada 14 Jumadilakhir 1347 H (28 Oktober 1928 M).

Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi diangkat menjadi Mufti Agung Mesir pada 23 Safar 1407 H (26 Oktober 1986 M). Awalnya, Syekh Jadal-Haq menelpon beliau untuk dicalonkan menjadi Wakilul-Azhar. Namun, besoknya beliau ditelpon lagi dan dikabarkan akan dicalonkan menjad Mufti Agung Mesir. Secara spontan Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi menolak permintaan tersebut. Beliau berdalih bahwa dirinya adalah alumnus Fakultas Usuludin dan guru besar bidang ilmu tafsir. Terakhir belajar fikih pada saat sekolah jenjang tsanawiyyah. Tentu para profesor di Fakultas Syariah-lah yang lebih pantas untuk menduduki posisi mufti.

Tak habis akal, Syekh Jadal-Haq meminta Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi untuk memikirkan kembali tawaran ini, setidaknya selama 24 jam ke depan. Keesokan harinya, Syekh Jadal-Haq kembali menanyakan jawaban Syekh Thanthawi, namun jawaban beliau masih sama. Akhirnya Syekh Jadal-Haq mengatakan bahwa ini semua untuk kemaslahatan umat Islam. Mendengar perkataan Syekh Jadal-Haq tersebut, akhirnya Syekh Thanthawi menerima pencalonannya sebagai mufti.

Selama 9 tahun lebih menjabat mufti, beliau menerbitkan 7697 fatwa sebagai jawaban atas problematika umat. Di antara fatwa beliau adalah fatwa tentang bunga bank dan tentang cadar bagi wanita yang merupakan domain adat, bukan ibadah. Pada tahun 1416 H (1996 M), beliau diangkat menjadi Syekhul-Azhar hingga akhir hayatnya, yakni pada tahun 2010 M yang lalu.

6.     Syekh Ahmad Ath-Thayyib

Beliau adalah Syekhul-Azhar saat ini yang bernama panjang Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ath-Thayyib bin Imran bin Hassan Al-Hasani Al-Hasyimi Al-Maliki Al-Khalwati Al-Azhari. Lahir di desa bernama Al-Qurnah, Kota Luxor, Mesir pada 3 Safar 1365 H (6 Januari 1946 M).

Profesor di bidang akidah filsasat ini menjadi Mufti Agung Mesir berkat pencalonan Syekhul-Azhar Muhammad Sayyid Thanthawi pada tahun 2002 M. Kisah keduanya pun mirip sekali. Sama halnya dengan yang pernah dialami oleh Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi pada saat pencalonannya sebagai mufti, beliau juga menolak pencalonan itu dengan alasan yang mirip. Syekh Ahmad Ath-Thayyib juga menerimanya karena hal ini demi kemaslahatan umat.

Resmi Diluncurkan, Ini yang Istimewa di Situs Web Imam Akbar
Selain memperingati hari jadi Masjid Al-Azhar, 7 Ramadan lalu menjadi momen peluncuran situs web resmi Imam Akbar Syekhul-Azhar Ahmad Ath-Thayyib.

Tidak lama beliau menduduki kursi mufti, hanya selama kurang lebih satu tahun hingga beliau diangkat menjadi Rektor Universitas Al-Azhar. Selama menjadi mufti, beliau menerbitkan 2786 fatwa. Beliau banyak menerbitkan fatwa terkait masalah kontemporer, seperti pembolehan pinjaman bank dalam keadaan darurat. Selain itu, beliau juga membuka banyak kantor pelayanan fatwa di berbagai daerah di Mesir, bahkan juga pelayanan fatwa via telepon demi kemudahan umat. Semoga Syekh Ahmad Ath-Thayyib selalu berada dalam lindungan Allah. Amin.

Inilah daftar singkat nama-nama Syekhul-Azhar yang pernah menjadi Mufti Agung Mesir pasca seiring berdirinya Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah. Wallahua’lam.

💡
Baca juga artikel lain di rubrik MOZAIK atau tulisan menarik Muhammad 'Auf Al-Hariri

Latest