Etika dalam Berpuasa

Di antara sunah muakadah di bulan Ramadan yaitu menahan lisan dari ucapan yang berlebih-lebihan. Adapun menahan lisan dari ghibah, fitnah, dan keburukan, maka hukumnya wajib, bahkan di luar bulan Ramadan. Apalagi di bulan Ramadan. Hukumnya sangat-sangat wajib dan menjadi sebuah keharusan.

Orang yang berpuasa tidak seyogianya membalas balik siapa pun yang mencaci atau menghinanya, namun tanggapilah mereka yang tidak senonoh dan kasar itu dengan ucapan, “Allahumma inni shaim. Ya Allah, saya sedang berpuasa.” Perilaku ini bukanlah tindakan orang lemah dan pengecut, melainkan sebuah upaya untuk mengendalikan diri dan mengatasi orang-orang jahil.

Hendaklah mereka yang terbiasa menghina, mencemooh, dan memfitnah mengetahui, bahwa puasanya hanya sebatas telapak kaki mereka. Tidak memperoleh apa-apa melainkan rasa lapar dan haus. Kelak, siksa yang pedih akan menantinya di dalam kubur. Begitupun Neraka yang turut menantinya pada Hari Kiamat.

Lisan bukanlah satu-satunya anggota tubuh yang wajib dikendalikan pada bulan Ramadan. Nafsu juga dituntut untuk menjauh dari hal-hal terlarang dan segala macam bentuk godaan. Yaitu membatasinya dengan hal-hal mubah yang diperlukan, seperti makan-minum, berbicara, melihat, dan tidur.

Rasulullah

Kumpulan tulisan dengan spirit kecintaan kepada Rasulullah SAW dapat teman-teman temukan

di sini

Bulan Ramadan layaknya kehidupan militer, yang sangat jauh berbeda dengan sistem kehidupan sipil. Hasil yang akan didapat bergantung pada ketahanan, penderitaan, dan kekurangan; membiasakan diam, menundukkan pandangan, menanggung kesulitan, dan mendahulukan hajat orang lain sebelum diri sendiri.

Setiap orang yang berpuasa dan mampu membaca Al-Quran dituntut untuk terus membacanya--sesuai kadar kemampuan--siang dan malam, serta menjadikan Al-Quran sebagai prioritas utamanya setelah menyelesaikan waktu-waktu kerja dan istirahat.

Menyia-nyiakan waktu bekerja di siang hari pada bulan Ramadan atau mengabaikan kepentingan orang lain bukanlah bagian dari ajaran agama. Begitupun melarikan diri ke masjid hanya untuk tidur, membaca Al-Quran, atau menunggu salat padahal azan masih lama. Semua ini merupakan bentuk praktik yang dilarang syariat Islam, baik di dalam maupun di luar bulan Ramadan.

Bagi mereka yang mampu dan berkecukupan--khususnya di bulan Ramadan--hendaknya menyediakan Maidah Ar-Rahman (istilah di Mesir untuk tempat berbuka puasa gratis) untuk mereka yang berpuasa, terjun langsung dalam menyediakan hidangan, serta memberikan sedekah, dan membagikannya kepada fakir-miskin dan orang-orang yang membutuhkan.


💡
Artikel ini diterjemahkan dari buku Syekh Ahmad Ath-Thayyib Min Dafatiri Al-Qadimah. | Penerjemah Amirul Mukminin; Penyunting Mu'hid Rahman