Skip to content

Hal Ihwal Terkait Penyambutan Ramadan

Bulan Sya'ban sudah memasuki masa penghujung. Bulan suci Ramadan pun tinggal hitungan hari untuk kita jelang. Apa saja yang perlu kita persiapkan?

FOTO Ilustrasi menyambut Ramadan. (Max Pixel)
FOTO Ilustrasi menyambut Ramadan. (Max Pixel)

Tanpa terasa bulan Sya’ban sudah memasuki masa penghujung, artinya tinggal hitungan hari saja bulan suci Ramadan akan kita jelang. Untuk menyambutinya, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan terlebih dahulu, supaya kita lebih “siap” dalam mengisi dan mengoptimalkan bulan suci Ramadan nan istimewa itu.

Hal paling pertama yang harus kita lakukan adalah seyogianya kita menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, bahagia, dan gembira. Ini selaras dengan sebuah pesan suci dari Baginda Nabi: “Man fariha bidukhuli Ramadana harramallahu jasadahu ‘ala an-nirani; Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, maka Allah SWT akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Tradisi Al-Azhar dalam Menghidupkan Malam Isra Mi’raj
Banyak ulama Al-Azhar dari masa ke masa menulis kitab bertopik Isra Mi’raj. Tak hanya itu, para alim ini menghidupkan malam itu dengan membacanya.

Faktor banyaknya keistimewaan yang ada pada bulan Ramadan adalah termasuk alasan yang mengharuskan kita menyambuti Ramadan dengan suka cita, riang gembira dan bahagia. Bahkan sosok Rasulullah SAW sendiri pun bergembira menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Ini terbukti dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i dan Imam Ahmad: “Ataakum Ramadanu syahrun mubarakun farradallahu ‘azza wa jalla ‘alaikum shiyamahu tuftahu fihi abwabussamaa-i wa tughlaqu fihi abwabul jahim wa tughallu fihi maradatussayathin, fihi lailatun khairun min alfi syahrin, man hurima khairaha faqad hurima; Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan kepadamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukakanlah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun.”

Begitu mulia dan istimewanya bulan Ramadan ini, sampai-sampai seseorang yang sekadar bergembira atas kedatangannya saja, maka ia akan diganjar bonus istimewa berupa “jaminan” bahwa jasadnya tidak akan dimasukkan neraka. Menurut beberapa keterangan, bahkan Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat selain selalu menyambuti Ramadan dengan senyum, tahniah, tahmid dan pujian, mereka juga selalu melepas “kepergian” Ramadan dengan tangis kesedihan.

Sebagai salah satu bulannya Allah, bulan Ramadan memang bulan yang istimewa dan diistimewakan. Sebagaimana diriwayatkan Yahya bin Abi Katsir, umat muslim (bahkan) sedari bulan Rajab sudah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon agar diberi keberkahan serta bisa dipertemukan dengan bulan Ramadan. Yakni umat muslim dianjurkan memperbanyak doa: “Allahuma barik lana fi Rajaba wa Sya’bana wa balighna Ramadan; Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan.”

Selain bahagia dan bergembira dalam menyambuti Ramadan, kita juga seyogianya melakukan sosialisasi atas keistimewaan, keutamaan, dan hal ihwal mengenai Ramadan, baik itu melalui pengajian, tulisan atau bahkan melalui dakwah di medsos. Sebab sebagai bulan penuh maghfirah dan rahmat yang teramat istimewa, Ramadan akan teramat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Di sisi lain, puasa Ramadan sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah secara hukum fikih. Terdapat pula syarat, rukun dan ketentuan-ketentuan khusus yang perlu disosialisasikan kepada khalayak umum agar ibadah puasa mereka tidak tersia-sia dan ibadah-ibadah sunah lainnya nanti bisa terlaksana secara paripurna.

Oleh karenanya, pengetahuan mengenai rukun dan hal ihwal terkait puasa di bulan suci Ramadan itu wajib dipelajari oleh setiap Muslim. Termasuk mempelajari berbagai macam kesunahan yang mengiringi selama kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Pun mempelajari atau mengkaji hal ihwal yang bisa memotivasi kita untuk lebih giat dalam beribadah selama bulan suci Ramadan.

Rasulullah

Kumpulan tulisan dengan spirit kecintaan kepada Rasulullah SAW dapat teman-teman temukan

di sini

Termasuk hal ihwal yang juga harus dipersiapkan dalam menyambuti datangnya bulan suci Ramadan adalah dengan mempersiapkan Ruh dan Jasad kita. Syahdan, Rasulullah SAW dan orang-orang shalih zaman dahulu demi mempersiapkan diri mereka dengan mulai memperbanyak puasa dan bersedekah selama bulan Sya'ban. Bahkan menurut Sahabat Anas bin Malik RA, beliau berkata, “Ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Al-Quran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.”

Selain hal-hal di atas, ada banyak cara lagi yang dilakukan umat Islam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Ada yang dengan saling bersilaturahmi dan meminta maaf, ada pula yang merutinkan diri menziarahi makam orang tua, kerabat, leluhur atau makam para ulama yang telah “sumare” terlebih dahulu setiap menjelang Ramadan. Syahdan, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam rangka menyambuti bulan suci Ramadan beliau secara khusus menyarankan umat Islam untuk memperbanyak membaca shalawat nabi. Pasalnya, Sya’ban adalah bulan Rasulullah SAW, maka sudah selayaknya umat Islam bertawasul melalui Rasulullah SAW dengan membaca shalawat. Tujuannya sekaligus supaya Allah berkenan membersihkan tubuh dan ruh kita dari pelbagai penyakit hati. Misalnya saja ujub, takabur, riya, iri, dengki, hasud dan penyakit-penyakit hati lainnya.

Dai Intoleran dan Krisis Dakwah Bil Akhlaq
Bukan sekali ini khalayak dibuat ramai oleh ucapan pendakwah. Fenomena ini menegaskan bahwa muslim Indonesia dilanda krisis dakwah bil akhlaq.

Secara spesifik, guna menyambuti datangnya bulan suci Ramadan, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lantas menganjurkan umat Islam untuk bisa meninggalkan segala perbuatan dosa dan segera melakukan tobat kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana termaktub dalam teks berikut ini: “Man shalla ‘alayya wahidatan shallallahu ‘alaihi ‘asyran, fayanbaghi likulli mu’min labibin an la yaghfula fi hadza as-syahr bal yuta-ahab fihi listiqbali syahri ramadan bittathahhur minadz-dzunub wattaubah ‘amma fata wa salafa fima madla minal ayyam fayatadarra’u ilallahi fi syahri sya’ban wayatwassalu illahi ta’ala bisahibis-syahri muhammad SAW hatta yasluha fasadu qalbihi wa yudawi maradlu sirrihi wala yasufu wa syuakharu dzalika ila ghadin; “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang bershalawat sekali untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.’ Oleh karena itu, seorang mukmin yang pandai maka tidak abai pada bulan ini (Sya’ban). Bahkan ia harus mempersiapkan diri pada bulan ini untuk menyambuti bulan Ramadan dengan bersuci dari dosa dan bertobat atas kebaikan yang luput pada hari-hari yang lewat. Ia seyogianya tunduk kepada Allah di bulan Sya’ban dan bertawasul melalui Rasulullah, pemilik bulan Sya’ban sehingga ia dapat memperbaiki kerusakan batinnya dan mengobati sakit secara rohani tanpa menunda dan menangguhkan sampai besok,” (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).

Wabakdu, begitulah hal ihwal terkait “persiapan” menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Semoga uraian singkat ini dapat membantu kita bisa sebenar-benar mempersiapkan diri menyongsong datangnya Ramadan. Semoga! Wallahu a‘lam.

💡
Baca juga artikel lain di rubrik ISLAMUNA atau tulisan menarik Ahmad Muhakam Zein

Latest