Khutbah Jumat Amalan Rasulullah dan Para Sahabat di Bulan Sya’ban

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِينَ. نَزَّلَ الفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِه لَيَكُوْنَ لِلْعَالَمِيْنَ نَذِيْرًا. وَ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٓهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. جَعَلَ الَليْلَ و النَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوْرًا. وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنا وَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. أَرْسَلَهُ اللهُ عَزَّى وَ جَلَّ شَاهِدًا وَ مُبَشِّرًا وَ نَذِيْرًا. وَ دَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَ سِرَاجًا مُنِيْرًا. وَقَالَ اللهُ عَزَّى وَ جَلَّ فِي حَقِّهِ إِجْلَالًا لَهُ وَ تَكْرِيْمًا. إِنَّ اللهَ و مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَا أَيُّهَا اللَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِي يَا رَسُوْلَ اللهِ وَعَلَى آلِكَ وَ أَصْحَابِكَ وَ مُهْتَديْنَ بِأَنْوَارِ سُنَّتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ..

Hadirin Jamaah Jumat Hafizhakumullah

Bulan Rajab telah berlalu. Kini, kita telah memasuki bulan Sya’ban. Marilah bersama-sama memohon kepada Allah agar kita bisa bertemu dengan bulan Ramadan.

Ketahuilah bahwa di dalam bulan Sya’ban ini terdapat banyak peristiwa. Di antara peristiwa yang paling penting bagi umat Islam ialah peristiwa pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis yang berada di Palestina, ke Ka'bah di Makkah Al-Mukarramah. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah Islam.

Ketika Nabi Muhammad SAW berada di Makkah, kiblat beliau menghadap Ka’bah. Ka’bah pada mulanya merupakan kiblatnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihima Ash-Shalatu Wa As-Salam.

Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa pada waktu itu Nabi Muhammad SAW dapat salat di depan Ka’bah yang posisi tempatnya memungkinkan untuk salat dengan menghadap dua kiblat sekaligus yaitu Ka’bah dan Baitul Maqdis. Namun, ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Allah memerintahkannya untuk menghadap Baitul Maqdis sedangkan punggungnya membelakangi Ka’bah, sehingga Rasulullah tidak dapat lagi salat menghadap Ka’bah. Ini merupakan hal yang sulit bagi Nabi, tetapi Nabi tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk memprotes apapun yang dikehendaki Allah SWT.

Meskipun begitu, Nabi tidak berputus asa untuk selalu berdoa, bermunajat kepada Allah. Beliau menghadapkan wajahnya ke langit dan terus meminta kepada Allah agar kiblat dikembalikan ke Ka’bah. Setelah penantiannya selama 16 bulan menurut pendapat ahli sejarah (sementara sebagian lain mengatakan 17 bulan), Allah memberi izin kepada Nabi untuk menghadap Ka’bah sebagai kiblat. Hal ini terjadi melalui turunnya Surah Al-Baqarah ayat 144. Allah SWT berfirman:

﴿ قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهُٓ ﴾ [سورة البقرة: ١٤٤]

Artinya: “Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” [Surah Al-Baqarah: 144]

Sebagaimana yang telah kita ketahui, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk Isra’ dari Ka’bah menuju Baitul Maqdis dan sekaligus Mi’raj dari Baitul Maqdis. Peristiwa ini menegaskan betapa eratnya keterkaitan antara dua tempat yang mulia ini. Juga menunjukkan bahwa Baitul Maqdis mempunyai hubungan yang benar-benar kuat dengan agama Islam.

Baitul Maqdis inilah yang wilayahnya saat ini berada di bawah tekanan Penjajah Pengkhianat Zionis. Kita seyogianya terus mengingat dan mengingatkan seluruh umat Islam agar terus berpikir dan berusaha untuk merebut kembali Baitul Maqdis dari kendali Zionis Israel yang menodai kesucian Islam. Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk bisa salat di Baitul Maqdis sebelum umur kita habis. Amin.

Hadirin Rahimakumullah

Peristiwa pemindahan kiblat menunjukkan sejumlah hal, di antaranya, seolah-olah Allah berfirman kepada manusia: "Akulah satu-satunya Tuhan, Akulah yang menciptakanmu, Akulah yang memilihmu, Akulah yang memberi rida kepadamu."

Jamaah yang dimuliakan Allah.. Allah rida kepada kita dengan Islam sebagai agama. Dan Allah mengutus untuk kita ciptaan-Nya sebagai Nabi dan Rasul. Allah memerintahkan kita untuk menghadap kiblat yang sama, dan mengutus kepada kita seorang Rasul, dengan satu kitab untuk satu umat. Kiblatnya berada di tengah bumi seperti sebuah titik tumpu.

Mari kita perhatikan, wahai saudaraku kaum mukminin! Wahai umat Nabi Muhammad SAW yang tuhannya satu, nabinya satu, kitabnya satu, kiblatnya satu, bukankah kesemua ini mengindikasikan bahwa semestinya kita sebagai umatnya ini menjadi umat yang satu? Umat Nabi yang Mulia, Nabi Muhammad SAW. Allah Ta’ala menyatukan umat ini dengan kalimat tauhid, dan kita diperintahkan untuk beriman kepada Allah dan mencegah kemungkaran serta memerintah pada kebaikan.

Palestina

Kumpulan tulisan yang mengangkat isu dan perjuangan Palestina dapat kalian temukan

di sini

Hadirin Jamaah Jumat Hafizhakumullah

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang mengandung banyak kenangan, di antaranya adalah kenangan Rasulullah dengan para sahabatnya.

Nabi paling sering melaksanakan puasa sunah pada bulan Sya’ban. Ketika Nabi ditanya oleh para sahabat mengenai alasannya, beliau menjawab, “Ini adalah bulan di antara Rajab dan Ramadan, yang di bulan ini banyak orang-orang yang lalai, dan di bulan ini pula amal-amal diangkat oleh Allah, dan aku senang jika amalku diangkat sedangkan aku sedang dalam kondisi berpuasa.”

Sementara para sahabat, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abbas, apabila bulan Sya’ban datang, para sahabat menyibukkan hari-hari mereka dengan membaca Al-Quran. Dengan alasan karena ketika bulan Ramadan tiba, mereka hanya mengisi dengan membaca Al-Quran dan di bulan Sya’ban inilah mereka berlatih atau membiasakan diri dengan hal mulia tersebut. Sebagaimana mereka juga menunaikan zakat mal di bulan Sya’ban agar para faqir miskin pun terbantu dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Pada zaman Nabi, para sahabat berpuasa di bulan Sya’ban, juga membaca Al-Quran, menunaikan zakat, dan melakukan kebaikan-kebaikan yang lain. Maka dari itu, turunlah ayat yang membahas tentang pemindahan kiblat dan membahas tentang perkara yang semestinya dilakukan orang-orang Islam di bulan Sya’ban. Lalu apa yang kita sebagai umat Islam lakukan di bulan Sya’ban? Allah SWT berfirman:

﴿ وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ﴾ [سورة البقرة: ١٤٨]

Artinya: “Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” [Surah Al-Baqarah: 148]

Wahai saudaraku kaum mukminin! Pada ayat yang berarti “Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya”, ketahuilah bahwa kiblat kita menghadap Ka’bah ataupun Baitul Maqdis bukanlah esensi. Esensinya ada pada arah yang Allah tentukan dan anugerahkan kepada kita. Seyogianya kita mengetahui bahwa ke arah mana pun kita menghadap itu bukanlah esensi, karena sebenar-benar esensi ialah ikhlas dengan apa yang telah Allah SWT tentukan bagi kita.

Hadirin Jamaah Jum’at Hafidzakumullah

Perhatikanlah tentang ayat:

﴿ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًاۗ ﴾ [سورة البقرة: ١٤٨]

Ayat ini merupakan seruan untuk kita agar berlomba-lomba dalam kebaikan.

Jenis kebaikan pun banyak jumlahnya. Lantas, kebaikan seperti apa yang semestinya kita berlomba-lomba di dalamnya?

Ketahuilah bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah kebaikan yang memberi manfaat kepada semua umat manusia. Bukan hanya kepada sesama muslim, melainkan semua umat manusia, termasuk orang-orang non-muslim. Termasuk kepada seluruh makhluk ciptaan Allah Ta'ala.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Inilah bulan Sya’ban yang di dalamnya terdapat Lailah Nisfhi Sya’ban, yakni malam pertengahan bulan Sya’ban. Malam di mana Allah memandang semua ciptaan-Nya, seluruh orang mukmin. Lalu Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, kecuali kepada kaum musyrik dan kepada orang yang suka dengan pertengkaran, orang yang memutus silaturahim, dan juga kepada pemabuk. Allah tidak akan mengampuni mereka kecuali mereka bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dan kembali pada jalan-Nya yang benar.

Inilah bulan Sya’ban. Bulannya umat Nabi Muhamad SAW. Inilah bulan yang menjadi persiapan kita dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Rasulullah bersabda, “Telah aku tinggalkan untuk kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya, maka kalian tidak akan pernah tersesat: yaitu kitabullah dan sunah Nabi-Nya.”

Demikian khutbah Jumat pertama di bulan Sya’ban ini. Semoga Allah Ta'ala memberikan kita kekuatan untuk berbuat kebaikan, sekaligus memberi kita kekuatan untuk menjadi hamba yang ikhlas__hamba yang ridho dengan semua ketentuannya. Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. وَالعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. وَ نَشْهَدُ أَنْ لا إِلٓهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. شَهَادَةً تُنَجِّيْنَ يَوْمَ الدِّيْنِ. ونَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنا وَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامُهُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِي يَا رَسُوْلَ اللهِ وَعَلَى آلِكَ وَ أَصْحَابِكَ وَ مُهْتَدِيْنَ بِأَنْوَارِ سُنَّتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

💡
Baca juga khutbah lain di rubrik KHUTBAH atau tulisan menarik Aji Nasrullah