Skip to content

Mengapa Laki-Laki Dan Perempuan Diciptakan Berbeda?

Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, baik dalam fisik, kemampuan, maupun sifat. Bagaimana seorang muslim menyikapi perbedaan tersebut?

FOTO Dukturah Ilham Syahin, Wakil Sekjen Akademi Riset Islam bidang Penceramah Perempuan Al-Azhar.
FOTO Dukturah Ilham Syahin, Wakil Sekjen Akademi Riset Islam bidang Penceramah Perempuan Al-Azhar.

Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, baik dalam fisik, kemampuan, maupun sifat. Mengapa demikian? Bagaimana kita sebagai muslim menyikapi perbedaan tersebut? Terkait hal ini, Syekhah Dukturah Ilham Syahin, Wakil Sekjen Akademi Riset Islam bidang Penceramah Perempuan Al-Azhar Asy-Syarif menjelaskannya dalam seminar Al-Azhar di sela Cairo International Book Fair 2023 berikut.

Teks Terjemahan Dukturah Ilham Syahin

Pertama-tama mari kita memahami hubungan yang menjadi dasar Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dalam kehidupan ini. Seperti yang dikatakan oleh Syekh Dr. Abbas Syuman, bahwa tidak ada tindakan membanding-bandingkan. Yakni, tidak ada seseorang yang lebih utama dan lebih tinggi dari orang lain. Karena kelebihan seseorang dalam suatu bidang, itu berbanding dengan kelebihan orang lain di bidang yang lain. Artinya, jika laki-laki diberi nikmat kekuatan: kekuatan otot, badan, pikiran, dan mental, maka, sebagai perbandingan, perempuan diberi nikmat kekuatan kasih sayang, belas kasih, perasaan, dan memberi. Karenanya, laki-laki dan perempuan, keduanya saling menyempurnakan.

Hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan saling memiliki kelebihan dan saling menyempurnakan. Kelebihan yang ada pada laki-laki menggantikan kekurangan atau menyempurnakan kekurangan pada perempuan. Dan kelebihan yang ada pada perempuan  menggantikan kekurangan atau menyempurnakan kekurangan pada laki-laki. Maka, keduanya saling membutuhkan.

Allah SWT dalam Al-Quran memberi isyarat dalam hal ini dengan sangat halus ketika berfirman dalam Al-Quran:

"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)"

"Demi siang apabila terang benderang,"

"Demi penciptaan laki-laki dan perempuan". [Surah Al-Lail:1-3]

Allah SWT ingin memberi isyarat kepada kita bahwa kita membutuhkan siang

"Kami menjadikan malam sebagai pakaian. Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan." [Surah An-Naba': 10-11]

Kita membutuhkan siang agar bisa hidup, bekerja, berusaha, bersusah payah agar bisa melanjutkan hidup, bisa bekerja. Tetapi dalam waktu yang sama kita membutuhkan malam. Butuh pada malam agar bisa istirahat, tenang, santai, agar bisa melanjutkan hidup setelah itu di siang hari. Karenanya, Allah SWT ingin memberi isyarat kepada kita bahwa jika dalam kehidupan hanya ada siang saja, maka tidak seimbang, dan jika hanya ada malam saja, maka juga tidak seimbang, tetapi kita membutuhkan siang dan malam. Kita perlu mencari pencaharian, ketenangan, istirahat, dan santai. Karenanya, dalam ayat ke 3 Allah berfirman:

"...dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan," [Surah Al-Lail: 3] Karena laki-laki menyempurnakan perempuan dan perempuan menyempurnakan laki-laki. Dan keduanya saling membutuhkan untuk menyempurnakan kekurangan masing-masing. Ini satu poin.

Masalah lain, yang sangat penting adalah dari mana datangnya masalah ketika tujuannya adalah saling menyempurnakan, yang Allah takdirkan pada kita, ketika Allah SWT dalam Al-Quran memberi kita jalan yang besar dan sangat hebat dan pilar-pilar dasar yang dilalui oleh laki-laki dan perempuan ini dalam kehidupan dan pergaulan kita. Keduanya saling tolong menolong dan menyempurnakan.

Baik, bagaimana kita berjalan bersama? Allah berfirman: "...agar kamu beristirahat" untuk memberi kita kaidah. Sangat mudah dan sederhana sekali. Lafaznya sangat mudah dipahami

"...agar kamu merasa tenteram kepadanya"

"Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang" [Surah Ar-Rum: 21]

Semua ayat dalam Al-Quran yang membahas tentang hubungan laki-laki dan perempuan  adalah ayat yang menunjukkan ketenteraman, rasa cinta dan kasih sayang, bergaul dengan kebaikan, kewajiban menutupi antara pasangan.

"Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka" [Surah Al-Baqarah:187]

Juga tidak boleh berbuat buruk. Kita telah mendengar kewajiban-kewajiban, mari kita membahas larangan-larangan. Kita harus menghindari larangan-larangan ini

"...dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka" [Surah Ath-Thalaq: 6]

"...dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya" [Surah An-Nisa': 19]

Maka Allah melarang bergaul dengan buruk, dengan tujuan yang jahat, dan dengan tujuan buruk lainnya. Maka, kenapa sekarang kita berada dalam perang ini, (konfrontasi) antara laki-laki dan perempuan. Dari mana datangnya hal negatif ini, yang kita lihat dalam masyarakat? Allah SWT memberi kita jalan yang indah dalam bergaul. Dia berkata bahwa keduanya saling menyempurnakan satu sama lain.

Permasalahan ini bermula dari bahwa kita tidak berjalan sesuai dengan jalan Tuhan ini. Kita tidak pernah tahu. Sebelum laki-laki dan perempuan masuk dalam proses pernikahan, masing-masing dari keduanya tidak bertanya, "Apa kewajiban yang harus saya lakukan?", melainkan bertanya, "Apa hak yang saya dapatkan?". Karena ini tidak boleh ditanyakan, selamanya. Tidak ada seorang pun dari kita yang bertanya, "Apa hak-hak yang saya dapatkan dari orang lain?

"Apa hak saya?" Tidak. Tidak boleh. Seharusnya, saya bertanya, "Apa kewajiban-kewajiban saya?" Karena apa yang wajib bagimu adalah hak bagi saya, dan apa yang wajib bagi saya adalah hak bagimu. Maka, ketika saya mengetahui kewajiban-kewajiban saya dan mengerjakannya sebagaimana seharusnya, maka saya telah memenuhi hakmu tanpa diminta.

Dan ketika kamu tahu kewajiban-kewajibanmu, maka kamu telah memenuhi hak saya tanpa diminta. Ini adalah yang dimaksud dalam Al-Quran dan syariat Islam.

💡
Simak terjemahan lain di kanal YouTube Tawazun ID dan Subscribe untuk mengikuti update terkini.

Penerjemah: Ahmad Nasrullah
Penyelaras: M. Ali Arinal Haq

Latest