Mengenang Prof. Dr. Muhammad Abdulfadhil Al-Qushi (6)

Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) memperingati haul kedua Alm. Syekh Muhammad Abdulfadhil Al-Qushi, Wakil Ketua Dewan Direksi OIAA Pusat. Dalam acara ini, Syekh Jamal Faruq Ad-Daqqaq, mantan Dekan Fakultas Dakwah Universitas Al-Azhar turut memberikan kalimatnya untuk mengenang beliau.

Teks Terjemah Pidato Syekh Jamal Faruq Ad-Daqqaq

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji hanya bagi Allah

Selawat dan salam semoga tercurahkan pada pamungkas para Nabi dan Rasul-Nya, tuan dari anak cucu Adam, Sayidina Muhammad.

Ya Allah jadikanlah salawat pada Nabi-Mu yang agung termasuk dari ibadah yang mendekatkan

Kita mendekat kepada-Mu dengan seluruh selawat yang dibacakan pada Al-Habib Asy-Syafi', mulai dari awal tercipta sampai akhir yang tidak berujung

Ya Allah berikan selawat, salam, dan berkah kepadanya dan keluarganya yang suci dan seluruh sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, sampai hari kiamat.

Ini adalah acara peringatan pada Syekh kita yang mulia dan Imam kita yang besar dan ulama kita yang luar biasa yang memiliki keistimewaan berupa kedalaman dan tradisionalitas dan mengaitkannya dengan modernitas

Syekh kita dan guru kita...
Prof. Dr. Muhammad Abdulfadhil Al-Qushi

Sejak hari pertama beliau meninggal, saya, dengan bersaksi pada Allah, tidak pernah meninggalkan mendoakan beliau baik siang atau malam.

Sejak hari pertama beliau meninggal sampai sekarang saya tidak pernah meninggalkan mendoakan baik siang maupun malam pada beliau

dan kepada Prof. Dr. Mushthofa Imran rahimahullah
dan kepada Prof. Dr. Thaha Ad-Dusuqi Hibisyi
dan kepada Prof. Dr. Ahmad Thaha Rayyan
dan kepada Prof. Dr. Abdulfattah Barakah

Beliau semua dan lainnya yang memiliki hak pada kita dan semuanya yang memiliki andil dalam madrasah Al-Azhar, saya tidak meninggalkan mendoakan mereka.

Dan saya mulai sambutan saya dengan firman Allah SWT:

"Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah."

"Maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu, dan mereka tidak mengubah janjinya." [Surah Al-Ahzab: 23]

Maka yakinlah dengan keyakinan yang kuat bahwa guru kita dan syekh kita, Prof. Dr. Muhammad Abdulfadhil Al-Qushi, tidak berubah dalam manhaj Al-Azhar. Bahkan ia menjaganya dan berjihad di jalan tersebut dengan upaya yang besar. Maka Allah SWT menakdirkan dalam madrasah ahlussunnah waljamaah dalam waktu yang berbeda-beda, orang yang melindungi manhajnya dan orang yang membela akidahnya

Dan telah kita ketahui bersama bahwa madrasah ahlussunnah waljamaah memiliki dua sayap dalam ilmu kalam. Sayap berupa madrasah Maturidiyah dan sayap madrasah Asy'ariyah. Keduanya mewakili mazhab ahlussunnah waljamaah. Maka mazhabnya satu akan tetapi metodenya ada dua.

Dan terdapat ulama dan pembesar yang masyhur dalam madrasah Asy'ariyah, setelah sang pendiri dan imam pertama, Syekh Abul Hasan Al-Asyari Ibnu Faurok

Begitu juga Al-Baqillani
Begitu juga Imam Al-Juwaini
dan Imam Al-Ghazali
dan Al-Iji
dan Ar-Razi
sampai pada guru kita Prof. Dr. Muhammad Abdulfadhil Al-Qushi

Begitu pun dalam madrasah Maturidiyah, dari para pembesarnya dan para ulamanya, setelah Abu Mansur Al-Maturidi

Imam Ath-Thahawi pemilik kitab Al-Aqidah Ath-Thahawiyah
dan Abul Muin An-Nasafi pemilik kitab Tabshirat Al-Adillah
dan kitab Al-Aqaid An-Nasafiah hanyalah daftar isi, bagi kitab Tabshirat Al-Adillah

dan Abul Muin An-Nasafi dalam madrasah Maturidiyah dianggap seperti Imam Al-Ghazali dan Imam Al-Juwaini dalam madrasah Asy'ariyah

Kemudian juga ulama dan pembesar dari madrasah ini.

Salah satunya adalah Imam Al-Bayadhi pemilik kitab Isyaratil Maram Min Ibaratil Imam, maksudnya Imam Abu Hanifah

Begitu juga Al-Kamal Ibnul Humam.

Syekh Prof. Dr. Abdulfadhil Al-Qushi, seperti yang saya dengar dari persaksian dan perkataan tokoh-tokoh yang berbicara sebelum saya, beliau memiliki keistimewaan berupa kedalaman berpikir. Beliau, seperti yang disebutkan oleh Prof. Dr. Abdulfattah Al-'Iwari, beliau memiliki pendalaman lebih dari para ahli kalam di zaman sekarang. Karena beliau memiliki pandangan yang mendalam.

Beliau memiliki analisis yang tidak akan kalian temukan dalam kitab-kitab lain. Bacalah, misalnya kitab beliau Hawamisy Alal Iqtishad Fil I'tiqad.

Dan terdapat pula kitab penting dalam membahas persoalan kontemporer Ru'yah Islamiyah Fil Qadhaya Al-Mu'ashirah Asy-Sya'ikah.

Saya usulkan kepada guru kita Penasihat Syekhul Azhar Prof. Dr. Abuddayim Nushair, agar mencetak kitab ini: Ru'yah Islamiya Fil Qadhaya Al-Mu'ashirah, untuk dicetak sebagai hadiah Majalah Al-Azhar Asy-Syarif.

Begitu juga kitab Mauqif As-Salaf Min Mutasyabihat. Ini adalah warisan besar yang Allah takdirkan pada ulama yang istimewa ini.

Saya pernah berkunjung pada beliau di tempat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar dan saya memberikan kepada beliau kitab Hasyiah Al-Allamah Al-Amir dan kitab-kitab lainnya, untuk menyelesaikan permasalahan saya dalam ilmu kalam yang berhubungan dengan filsafat dan rumit. Maka beliau mempelajari kitab tersebut secara mendalam mendasar dan analitis.

Demi Allah saya tidak melihatnya pada seorang pun bahkan pada para pendahulu. Beliau memiliki pandangan yang berbeda. Beliau memiliki kedalaman berpikir. Dan beliau adalah pembelah madrasah Asy'ariyah

Dan saya mengatakan katakan bahwa beliau, seperti yang telah kita dengar adalah At-Taftazani zaman ini, karena At-Taftazani bermazhab Maturidi.

Beliau adalah Al-Ghazali zaman ini
Beliau adalah Hujjatul Mutakalliimin zaman ini
Beliau adalah lidah Al-Azhar Asy-Syarif yang membela akidah ahlussunnah waljamaah

Karenanya saya memohon pada Allah SWT agar menjadikan apa yang telah beliau berikan dalam membela kemurnian mazhab Asy'ari, dan bahwa mazhab Asy'ari tiada lain adalah kepanjangan pemikiran para salaf dan manhaj mereka dalam i'tiqad, dan Imam Al-Asy'ari RA tidak melakukan bidah dalam pendapat-pendapatnya atau membuat pemikiran atau mazhab baru, akan tetapi berjuang, bertempur dan menetapkan akidah para salaf dan menegakkan dalil-dalil akli dan nakli atas kebenarannya

Saya memohon pada Allah SWT agar mengumpulkan kita bersamanya di hari kiamat dalam perkumpulan tuan seluruh makhluk, Sayidina Muhammad SAW

Dan saya akhiri sambutan saya ini dengan hadis yang disebutkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya Jami'u Bayanil Ilmi Wa Fadhlihi. Dalam kitab yang mulia ini disebutkan sebuah hadis dari Nabi SAW:

"Sesungguhnya Allah tabaraka wa taala mengumpulkan ulama di hari kiamat dalam satu golongan terpisah dari ahli mauqif"

Lalu Dia berkata, "Wahai para ulama, aku jadikan hikmah-Ku pada kalian"

"Dan Aku tahu bahwa kalian bercampur dengan dosa seperti bercampurnya orang lain"

"Tetapi Aku tutupkan dosa itu untuk kalian dan Aku maaf kan untuk kalian"

"Karena Aku di dunia disembah dengan fatwa kalian, maka masuklah kalian ke surga tanpa hisab"

Saya memohon kepada Allah agar kita dikumpulkan bersamanya. Karena telah diketahui dan ditetapkan bahwa tidak ada derajat, yang dapat dicapai oleh manusia di atas derajat nubuwah. Maka, begitu pun tidak ada kemuliaan yang melebihi pewaris derajat ini. Maka ulama adalah pewaris para nabi.

Saya memohon kepada Allah SWT pada Syekh kita, agar diberi ampunan, rahmat dan diterima amalnya dan agar Beliau masuk dalam mereka yang telah Allah sifati dengan firmannya:

"Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka akan bersama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah. Yaitu, Nabi-Nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih."

"Dan mereka itulah sebaik-baiknya teman."

"Demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang mengetahui." [Surah An-Nisa: 70]

Wassalamualaikum Warahmatullah

💡
Simak terjemahan lain di kanal YouTube Tawazun ID dan Subscribe untuk mengikuti update terkini.

Penerjemah: Ahmad Nasrullah
Penyelaras bahasa: M Ali Arinal Haq