Skip to content

Spirit Isra Mi'raj dalam Menyelamatkan Bumi

Di bulan Rajab yang mulia, Rasul mendapatkan hadiah Isra Mi'raj. Dari perjalanan besar ini terdapat kunci umat manusia untuk menyelamatkan bumi.

FOTO Masjid Al-Aqsa di Palestina. (Usaid)
FOTO Masjid Al-Aqsa di Palestina. (Usaid)

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam. Sebelum Rasulullah SAW diutus, orang Arab menganggap bulan Rajab, Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram sebagai bulan mulia. Kemudian, kemuliaan keempat bulan ini diakui oleh Islam sebagai bulan mulia (Al-Asyhur Al-Hurum). Sampai di sini kita bisa menyimpulkan bahwa agama Islam amat menjunjung tinggi sebuah budaya dan adat istiadat. Tentunya dengan persyaratan budaya dan adat istiadat tersebut tidak berseberangan dengan ajaran Islam.

Pada bulan mulia ini, Rasulullah SAW mendapatkan hadiah istimewa, yakni Isra Mi'raj. Namun hadiah ini didapatkan bukan tanpa perjuangan. Ada sederet peristiwa getir yang dialami oleh Rasulullah SAW sebelum mendapat anugerah ini.

Menelaah Selawat dan Puji-pujian untuk Nabi
Kitab berukuran mungil yang sarat wawasan seputar selawat dan madah. Karya seorang saleh nan alim didikan Al-Azhar, Syekh Muhammad Zaki Ibrahim.

Dalam beberapa buku sirah disebutkan bahwa pada tahun ke-7 kenabian, Nabi Muhammad SAW menerima cobaan yang begitu berat. Beliau dan kaumnya (Bani Hasyim dan Bani Muththalib) diembargo oleh kaum Quraisy lainnya. Peristiwa ini berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.

Pada tahun ke-10 kenabian, Sayidah Khadijah istri tercinta Rasulullah SAW wafat. Hal ini semakin menambah kepedihan Rasulullah SAW. Sebab, Sayidah Khadijah merupakan penopang dan pendukung dakwah Rasulullah SAW.

Belum cukup sampai di sini, selang sebulan kemudian, Abu Thalib, paman Rasulullah SAW menyusul wafat. Padahal beliau merupakan pembela dakwah Rasulullah SAW. Sehingga, dengan wafatnya dua sosok ini, Kaum Quraisy semakin sembrono kepada Rasulullah SAW. Hal ini semakin menambah kepedihan Rasulullah SAW. Sehingga, tahun ke-10 kenabian itu sering disebut sebagai tahun kesedihan ('Amul Hazan).

Meski berbagai cobaan bertubi-tubi menghampiri Rasulullah SAW, beliau tidak pernah patah arang dalam berdakwah. Usaha-usaha mendakwahkan agama Islam tetap beliau jalankan. Kali ini beliau mencoba untuk mencari pembela dari kabilah Tsaqif di Thaif. Beliau mengharapkan supaya mereka bersedia menolong dan mendukung dakwah tersebut. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Kabilah Tsaqif bukan hanya menolak dakwah tersebut, mereka bahkan sengaja menyakiti Rasulullah SAW secara fisik. Pada akhirnya, beliau kembali ke Makkah dengan meneguk pahitnya cobaan.

Meski berbagai cobaan melanda, Rasulullah SAW tetap yakin bahwa Dzat yang mengutusnya, tidak mungkin menyia-nyiakannya. Pada akhirnya, hal inipun terbukti. Pada tahun ke-11 kenabian, Rasulullah SAW diberi hadiah berupa Isra Mi'raj.

Rasulullah

Kumpulan tulisan dengan spirit kecintaan kepada Rasulullah SAW dapat teman-teman temukan

di sini

Dalam Majalah Al-Azhar edisi Februari 2022 M, Prof. Dr. Aman Muhammad Quhaif menyatakan, "Kebanyakan para ahli ilmu sampai pada kesimpulan bahwa mukjizat Isra Mi'raj datang sebagai bentuk penghormatan Allah SWT kepada Nabi-Nya SAW." Kemudian, beliau menukil pernyataan, "Di saat Rasulullah SAW diperjalankan di waktu malam dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsha di Elia, Syam. Beliau diperjalankan dengan ruh dan jasadnya dalam keadaan sebagai manusia sempurna. Kemudian, beliau diperlihatkan keajaiban tanda-tanda kebesaran Allah SWT di alam malakut. Hal ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada beliau dan juga kepada umatnya. Kemudian, beliau di-mi'raj-kan dengan jasad dan ruhnya dalam keadaan sebagai manusia sempurna."

Sebagaimana kutipan di atas, Isra Mi'raj merupakan serangkaian perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Masjid Al-Aqsha yang kemudian dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha. Perjalanan ini dilakukan di malam hari. Dalam perjalanan ini Rasulullah SAW banyak mendapatkan kabar gembira.

Di antara hasil yang diraih oleh Rasulullah SAW dalam Isra Mi'raj adalah diwajibkannya salat lima waktu. Kewajiban ini bukan hanya dibebankan kepada Rasulullah SAW, namun juga kepada umatnya. Bahkan kewajiban ini tidak bisa ditawar. Selama seorang muslim masih mempunyai akal, ia wajib melaksanakannya.

Di dalam kewajiban ini terdapat faedah besar yang kembali kepada orang yang menunaikannya. Sebab, segala kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT, pasti mengandung banyak kemaslahatan dan kebaikan. Terutama salat lima waktu.

Salat lima waktu merupakan mi'raj-nya seorang mukmin. Di samping itu, ia juga bisa mencegah seseorang untuk melakukan segala bentuk keburukan. Sehingga dengan menunaikan kewajiban ini, seseorang akan menjadi pribadi yang baik, berakhlak, dan selalu mengingat Allah SWT.

Lantas, apa hubungan antara Isra Mi'raj dan keselamatan bumi?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu menyimpulkan apa yang telah ditulis di atas. Kesimpulannya, bahwa Isra Mi'raj merupakan momen penting dalam sejarah dakwah Rasulullah SAW. Pada saat itulah Rasulullah SAW mendapatkan banyak pengalaman ruhani yang tidak pernah dialami oleh manusia lainnya. Saat itu pula Rasulullah SAW mendapatkan hadiah salat lima waktu. Salat ini bukan hanya untuk kebaikan Rasulullah SAW, melainkan juga untuk kebaikan umat manusia. Sebab, salat lima waktu mampu menjadikan manusia sebagai sosok yang baik, berakhlak, dan selalu mengingat penciptanya. Manusia semacam inilah yang mampu menyelamatkan bumi.

Lalu, apakah bumi ini sedang terancam?

Jawabannya adalah iya. Sebab, fenomena yang tengah melanda permukaan bumi saat ini adalah banyaknya kerusakan alam yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak diimbangi dengan kemajuan akhlak manusia. Sehingga kemajuan tersebut justru menjadikan bumi ini semakin rusak.

Dalam pembukaan Muktamar Sains Nasional Al-Azhar ke-3, Imam Akbar Syekhul-Azhar Ahmad Ath-Thayyib terang menyatakan, "Sehubungan dengan adanya kontra antara kemajuan materiel dan kemunduran akhlak dalam peradaban manusia kontemporer, para filsuf dan para cendekiawan mengkhawatirkan terjadinya bahaya besar yang bakal melanda umat manusia. Bahaya ini dikhawatirkan akan melanda mereka, cepat atau lambat."

Beliau juga mengatakan bahwa menurut para pengamat, bahaya ini mulai muncul pada abad ke-19 M. Di masa-masa ini, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan digunakan sebagai alat untuk merealisasikan misi penjajahan. Kondisi ini semakin menggawat pada abad ke-20 M. Di abad ini terjadi dua perang dunia. Kemudian pada abad ke-21 M, muncul penjajahan model baru. Di mana banyak korban tak berdosa berjatuhan tanpa alasan.

Teks Pidato Syekh Ahmad Ath-Thayyib di Muktamar Perubahan Iklim
Video dan PDF teks terjemah pidato Syekh Ahmad Ath-Thayyib di muktamar perubahan iklim. Khutbah yang menegaskan sikap Al-Azhar terkait isu ini.

Kemudian, dalam pidato itu, Syekh Ahmad Ath-Thayyib mempertegas bahwa kemajuan sains tidak diimbangi dengan kemajuan akhlak. Perkembangan teknologi, terlebih dalam bidang pembuatan senjata pemusnah massal, hadir dalam keadaan kosong dari norma-norma yang mengatur kemajuan ini kepada arah kemanusiaan yang benar. Bahkan, jika diamati, semakin maju ilmu pengetahuan semakin banyak pula peperangan yang terjadi. Kenyataan ini, menurut Syekhul-Azhar, merupakan sebuah kenyataan yang diamini oleh para hukama kontemporer, baik di barat maupun di timur. Kenyataan ini juga merupakan sebuah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri.

Dari pernyataan-pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa keselamatan bumi ini berada di atas pundak manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan yang tak diimbangi dengan kemajuan akhlak manusia hanya akan merusak dan menghancurkan bumi. Hanya manusia yang baik, berakhlak, dan selalu mengingat Tuhanlah yang bisa memikul amanat besar di atas.

Isra Mi'raj merupakan peristiwa luar biasa yang juga membawa sesuatu yang luar biasa, yakni salat lima waktu. Dengan salat lima waktu, manusia akan menjadi pribadi yang baik, berakhlak, dan selalu mengingat Tuhan. Manusia yang seperti inilah yang mampu membawa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuju keselamatan bumi dan kesejahteraan umat manusia.

💡
Baca juga artikel lain di rubrik ISLAMUNA atau tulisan menarik Munawar Ahmad Sodikin

Latest