Skip to content

Pelanggaran di Al-Aqsha: Kronik Empat Bulan Pertama 2024

Di tengah genosida di Gaza, kelompok Zionis bertindak sewenang-wenang di Masjid Al-Aqsha. Ini kronik pelanggaran empat bulan pertama 2024.

FOTO Masjid Al-Aqsha (Unsplash/Kilic-Emre Akdag)
FOTO Masjid Al-Aqsha (Unsplash/Kilic-Emre Akdag)

Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga umat Islam, terus menjadi sorotan dunia sepanjang tahun 2024. Dari awal tahun hingga April, berbagai peristiwa menunjukkan adanya peningkatan pelanggaran oleh kelompok ekstremis Zionis yang semakin memanas, terutama di momen-momen penting keagamaan. Namun, di sisi lain, perhatian dan dukungan dari umat Islam dan komunitas internasional juga tak pernah surut.

Artikel ini merangkum beberapa aspek penting yang terjadi di sekitar Al-Aqsha dalam empat bulan pertama tahun ini, di mana aksi-aksi yang dilakukan oleh pihak Zionis kerap kali mendapat perlindungan dari aparat keamanan, serta bagaimana respon dunia, terutama lembaga seperti Al-Azhar, terhadap situasi yang berkembang.

i. Januari 2024: Serbuan Awal Tahun dan Figur Penting Zionis

Di bulan pertama 2024, lebih dari 2.400 penduduk sipil Zionis dilaporkan merangsek masuk ke pelataran Masjid Al-Aqsha. Di antara mereka, beberapa figur penting ekstremis Zionis turut terlibat, seperti Rabbi Yisrael Ariel dan Rabbi Ishak Bernad. Keterlibatan tokoh-tokoh ini bukan hanya menunjukkan dukungan agama terhadap aksi mereka, tetapi juga meningkatkan jumlah peserta yang ikut serta.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, aksi di bulan Januari ini menunjukkan peningkatan partisipasi hingga 10%. Peristiwa ini berbarengan dengan serangan yang sedang berlangsung di Gaza, di mana dunia internasional lebih banyak memfokuskan perhatian pada tragedi genosida tersebut.

ii. Februari 2024: Provokasi di Bulan Suci

Pada Februari, lebih dari 3.000 penduduk Zionis kembali melakukan pelanggaran dengan masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha. Mirisnya, mereka mendapat perlindungan dari pihak keamanan Zionis, sementara umat Islam sering kali mengalami intimidasi ketika hendak memasuki tempat suci ini.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir bahkan mendesak pelarangan umat Islam memasuki Al-Quds selama bulan Ramadan, yang memicu reaksi keras dari banyak kalangan, termasuk Al-Azhar. Al-Azhar mengutuk ketidakadilan ini dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut bisa memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.

Palestina

Kumpulan tulisan yang mengangkat isu dan perjuangan Palestina dapat kalian temukan

di sini

iii. Maret 2024: Al-Quds Menjadi Ajang Kompetisi

Pada 8 Maret 2024, sebuah kompetisi lari maraton diadakan di Kota Al-Quds. Kompetisi yang melibatkan lebih dari 35.000 orang ini tidak hanya menutup akses jalan, tetapi juga menghalangi ribuan umat Islam yang ingin menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Aqsha.

Banyak pihak memandang tindakan ini sebagai upaya untuk semakin menghapus identitas Arab dan Islam dari Al-Quds. Di sisi lain, aksi-aksi semacam ini juga terlihat sebagai strategi untuk mengalihkan perhatian dunia dari konflik di Gaza yang terus berlarut-larut.

iv. April 2024: Perayaan Paskah yang Kontroversial

Menjelang Hari Paskah Yahudi pada April 2024, beberapa organisasi ekstremis Zionis meluncurkan sayembara dengan hadiah 50.000 shekel (setara kurang lebih 13.000 dollar) bagi siapa saja yang berhasil membawa hewan kurban ke Masjid Al-Aqsha. Aksi ini dipandang sebagai provokasi yang membahayakan, apalagi didukung oleh tokoh-tokoh Zionis seperti Rabbi Yisrael Ariel.

Jumlah pelanggar yang memasuki Al-Aqsha pada Hari Paskah tahun ini mencapai 4.345 orang, naik 21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di antara mereka, tokoh-tokoh ekstrem kanan seperti Rabbi Yehuda Glick dan anggota Knesset Amit Halevi ikut serta, bersama dengan pemandu tur ekstremis yang membawa narasi sesuai kepercayaan mereka.

Dukungan Dunia Islam: Respons Al-Azhar dan Organisasi Internasional

Sepanjang peristiwa ini, Lembaga Observasi Al-Azhar terus memantau situasi di Al-Aqsha dan Palestina secara keseluruhan. Al-Azhar, sebagai lembaga keagamaan terkemuka, tidak pernah absen dalam menyuarakan ketidakadilan yang dialami oleh warga Palestina, terutama terkait dengan pelanggaran di Masjid Al-Aqsha.

Tak hanya Al-Azhar, sejumlah organisasi internasional dan komunitas muslim di seluruh dunia juga menggelar aksi solidaritas dan doa untuk Palestina, menegaskan bahwa meski dunia mungkin terlihat diam, kepedulian terhadap tanah suci ini tetap hidup di hati umat Islam.

Rentetan kejadian di atas sungguh sangat mencederai perasaan seluruh umat Islam di dunia. Jargon kemanusiaan dan keadilan yang selama ini mereka (Zionis dan anteknya) gembar-gemborkan sama sekali tidak ada artinya. Meski yang sedang punya kuasa di dunia tutup mata, Penguasa Alam Semesta tidak pernah menutup mata. Semoga segala kesewenangan dan kezaliman di tanah Palestina lekas sirna. Amin.


💡
Baca juga artikel lain di rubrik MOZAIK atau tulisan menarik Munawar Ahmad

Latest