Skip to content

As-Subki, Ia yang Sepanjang Hidup untuk Ilmu dan Al-Azhar

Riwayat hidup ulama bernama Abdullathif As-Subki. Sosok yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk ilmu dan Al-Azhar.

Foto: Syekh Abdullathif As-Subki
Foto: Syekh Abdullathif As-Subki

Dalam tulisan lain kita disuguhi riwayat hidup Syekh Muhammad Ali As-Sais. Di tulisan ini kita akan mengikuti kisah hidup sosok yang turut membantu dalam penyelesaian tulisan kitab Tafsir Ayat Al-Ahkam itu. Beliau adalah Syekh As-Sadah al-Hanabilah (Pemimpin Para Ulama Bermazhab Hanbali) di Al-Azhar yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk ilmu dan Al-Azhar.

Beliau adalah alamah, pakar ushul nan fakih, Syekh Muhammad bin Abdullathif bin Musa As-Subki Al-Hanbali Al-Azhari. Beliau dilahirkan pada tanggal 5 Rabiulakhir 1314 H (18 September 1896 M) di desa Subk Adh-Dhahhak, distrik Al-Bajur, provinsi Al-Munufiyyah. Kepada desa itulah namanya bernisbat.

Masa Belajar

Syekh As-Subki tumbuh dan berkembang di desa Subk dan menghafalkan Al-Quran di sana. Setelahnya, beliau belajar di Al-Azhar hingga meraih ijazah yang dikenal dengan nama Syahadah 'Alimiah pada tahun 1342 H (1923 M), tepatnya pada umur 27 tahun. Mengingat syahadah ini didapat setelah melalui masa pembelajaran 12 tahun (kala itu), dapat dikatakan bahwa beliau masuk Al-Azhar pada tahun 1911 M, ketika umur 15 tahun.

Pendar Lampu Al-Azhar
Banyak talib dan ulama dahulu tinggal di serambi Al-Azhar. Menghabiskan malam-malamnya berteman pelita.

Masa Pengabdian

Setelah menyelesaikan pembelajaran di Al-Azhar, Syekh As-Subki mengajar di Ma’had Al-Azhar Az-Zaqaziq pada tahun 1925 M. Di sana, beliau dipinta mengajarkan ilmu umum, seperti hisab, aljabar, geometri, dan sejarah. Ia murni tamatan Al-Azhar, penguasaan sejumlah disiplin ilmu ini juga menandakan kecerdasannya dalam berbagai bidang. Tentu saja, di samping itu beliau juga mengajar kurikulum ilmu agama.

Ketika Universitas Al-Azhar modern diresmikan pada tahun 1349 H (1930 M), Syekh As-Subki dipilih oleh Syekh Muhammad Al-Ahmadi Azh-Zhawahiri (Syekhul-Azhar saat itu) sebagai dosen di Fakultas Syariah Al-Azhar pada tahun 1354 H (1935 M). Dan di tahun itu pula, beliau dilantik menjadi anggota Lembaga Fatwa Al-Azhar.

Di masa Syekhul-Azhar selanjutnya, yaitu pada masa Syekh Al-Maraghi, beliau menjadi ketua di Lembaga Fatwa Al-Azhar selama 5 tahun lebih, menggantikan Syekh Ali bin Syekh Abdulmajid Salim.

Pada tahun 1947 M, beliau menjabat sebagai Direktur Umum Lembaga Pengawasan Ma’had di Al-Azhar. Dan pada tahun 1951 M, beliau kembali menjadi dosen di Fakultas Syariah hingga menjadi dekan di fakultas tersebut selama lebih dari 5 tahun, tepatnya dari tahun 1954-1959 M.

Selain itu, beliau juga pernah menjabat di berbagai afiliasi, seperti pemimpin redaksi Majalah Al-Azhar selama 20 tahun sejak tahun 1953 M, ketua lembaga pemugaran turats Islam di Al-Majlis Al-A’la li Asy-Syuun Al-Islamiyyah, Lajnah At-Ta’rif bi Al-Islam (Lembaga Pengenalan Islam), dan anggota Jama'ah Kibar 'Ulama Al-Azhar pada tanggal 20 Syakban 1371 H (14 Mei 1952 M).

Karya-karya

Di samping semua profesi dan kesibukan yang lainnya, beliau tak lupa meninggalkan kenangan bagi generasi setelahnya dengan menulis beberapa karya, seperti Mudzakkarat fi At-Tarikh, Fi Riyadh Al-Quran, Nafahat Al-Quran (3 jilid), Fi Zhilal Al-Ka’bah wa Al-Hujrah An-Nabawiyah, Ad-Din wa Al-Mujtama’, Risalah fi Ushul Al-Fiqh ‘inda Al-Hanabilah, Tafsir Ayat Al-Ahkam (ditulis bersama Syekh Muhammad Ali As-Sais), Al-Mukhtar min Shihhah Al-Lughah (ditulis bersama Syekh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid), At-Tautsiq fi Al-Mu’amalat baina Asy-Syariah wa Al-Qanun, dan lainnya.

Ketika Hasrat Berbicara Melampaui Kepakaran
Betapa Islam begitu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan segala konsekuensi yang mengikutinya: kepakaran.

Belum lagi ditambah dengan ratusan artikel yang pernah beliau tulis di berbagai majalah, seperti Majalah Al-Azhar, Minbar Al-Islam, Al-Wa’yu Al-Islami, Liwa Al-Islam, Al-Ahram, Ar-Risalah, dan lainnya.

Dikisahkan dari beberapa sumber bahwasanya Dr. Hani As-Subki, putra Syekh Muhammad Abdul Lathif As-Subki mengatakan bahwa ayahnya ketika di akhir-akhir hayat banyak berdiam diri di perpustakaan pribadi miliknya untuk fokus menyelesaikan kitabnya yang berjudul Al-Quds. Setelah hampir rampung dan tinggal menyelesaikan pasal yang terakhir, ajal menghampirinya lebih dulu. Beliau pun wafat pada tanggal 12 Muharam 1389 H (31 Maret 1969 M) dalam usia 73 tahun menurut kalender Masehi dan 75 tahun menurut kalender Hijriah. Jasad beliau dimakamkan di desa kelahirannya, Subk Adh-Dhahhak, provinsi Al-Munufiyyah.


Sumber Pustaka:

-       Lajnah Ilmiah Al-Azhar, Haiah Kibar Al-‘Ulama fi Siari A’lamiha Al-Qudama;
-       Zawat Al-Maghribi, Haiah Kibar Al-‘Ulama;
-       Usamah Al-Azhari, Jamharah A’lam Al-Azhar Asy-Syarif;
-       Majalah Al-Azhar tahun 1953.


💡
Baca juga artikel lain di rubrik BIOGRAFI atau tulisan menarik Amirul Mukminin

Latest