Skip to content

As-Sais, Guru Besar Tafsir nan Fakih

Riwayat hidup guru besar tafsir universitas Al-Azhar. Tak hanya pernah menjabat dekan Usuluddin, ia pun dipercaya mengepalai fakultas Syari'ah.

Bagi para mahasiswa Al-Azhar, nama beliau sudah tidak asing lagi didengar telinga. Mengingat Tafsir Ayat Al-Ahkam karangan beliau adalah salah satu mata kuliah yang senantiasa dijadikan diktat semenjak awal berdirinya Universitas Al-Azhar modern hingga hari ini.

Beliau adalah seorang mufasir, alamah nan fakih, Syekh Muhammad bin Ali bin Ali As-Sais Al-Kafrawi Al-Hanafi Al-Azhari. Beliau lahir pada tanggal 16 Agustus 1899, di distrik Mathubis, provinsi Kafr Syekh.

Di umur 9 tahun, Syekh Muhammad Ali As-Sais telah hafal keseluruhan Alquran. Setelahnya, beliau melanjutkan pembelajaran di serambi Al-Azhar, meraup keilmuan ulama Al-Azhar pada zamannya, seperti Syekhul-Azhar Muhammad Musthafa Al-Maraghi, Syekhul-Azhar Muhammad Al-Khadhr Husein, Syekh Isa Manun, dan lainnya. Dengan penuh kesungguhan dan ketekunan, beliau akhirnya mendapatkan Asy-Syahadah Al-‘Alimiyyah pada tahun 1927, tepatnya ketika beliau berusia 28 tahun.

Khidmah di Pangkuan Al-Azhar

Jika kita telusuri alur kehidupan Syekh Muhammad Ali As-Sais, seluruh waktu beliau dikhidmahkan kepada Al-Azhar. Hal ini terlihat, setelah mendapatkan Syahadah, beliau mengambil spesialisasi Qadha' Syar’i (kehakiman), lalu menjadi pengajar di kota Asyuth, pengajar di Fakultas Usuluddin Al-Azhar, Kairo, dan kemudian beliau diangkat menjadi dekan fakultas tersebut pada tahun 1954.

Tak hanya sampai disitu. Selain mengajar di Fakultas Usuluddin, di saat yang bersamaan, beliau juga menjadi pengajar di Fakultas Syariah Al-Azhar. Bahkan, setelah menghabiskan masa khidmah menjadi dekan Fakultas Usuluddin selama 3 tahun, beliau kemudian diamanahkan kembali menjadi dekan Fakultas Syariah pada tahun 1958. Hingganya, beliau diberi julukan Dzul-‘Imadatain (pemegang kursi dua dekan).

Di Balik Penamaan Masjid Al-Azhar
Sejarah Al-Azhar yang panjang menyimpan sejumlah versi di balik penamaannya.

Anggota Jamaah Kibar 'Ulama Al-Azhar

Besarnya kiprah yang telah beliau berikan kepada Al-Azhar membuat beliau kemudian dilantik menjadi anggota Jamaah Kibar Ulama Al-Azhar pada tanggal 14 Mei 1952, bersama dengan tujuh anggota baru lainnya yang turut dilantik bersama.

Tak berhenti di situ, di samping menyandang amanah sebagai anggota Jamaah Kibar, beliau juga diangkat menjadi anggota Al-Majlis Al-A’la li Al-Azhar (Majelis Tinggi Al-Azhar) pada tanggal 14 Februari 1954. Setelah dihapusnya lembaga Jamaah Kibar Ulama Al-Azhar pada tahun 1961, beliau didapuk menjadi sekretaris umum Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyyah (Akademi Riset Keislaman) hingga akhir hayatnya.

Karangannya

Ia meninggalkan beberapa karangan, seperti Tarikh At-Tasyri’ Al-Islami, Nasy'ah Al-Fiqh Al-Ijtihadi wa Athwarihi, Muqaranah Al-Madzahib fi Al-Fiqh (bersama Syekhul-Azhar Mahmud Syaltut), Mudzakkarah fi Tarikh Tasyri’ Al-Islami (bersama Syekhul-Azhar Abdurrahman Taj), Tauhid Bidayah Asy-Syuhur Al-Qamariyyah, dan lainnya.

Kitab beliau yang paling masyhur adalah Tafsir Ayat Al-Ahkam yang disinggung di awal. Kitab ini aslinya adalah ringkasan-ringkasan yang ditulis oleh beberapa guru besar tafsir di Al-Azhar. Kemudian disusun, diperbaharui, dan dicetak. Hanya saja kebanyakan percetakan hanya mencantumkan 3 nama penulis di sampul kitab, yaitu Syekh As-Sais, Syekh Abdul Lathif As-Subki, dan Syekh Muhammad Ibrahim Karsun. Pun tidak menafikan bahwa Syekh As-Sais yang banyak berperan dan menjadi musyrif (supervisor) dalam kitab ini.

Kami Ini Belukar yang Gegar Berkibar
Dua puisi pilihan Ahmad Muhakam Zein

Selain mewariskan karya ilmiah, Syekh Muhammad Ali As-Sais seringkali memperoleh anugerah penghargaan dan hadiah dalam banyak acara sebagai bentuk pengakuan akan keilmuannya. Beliau juga sangat sering menjadi penguji sidang risalah ilmiah, termasuk menyidang Syekh Muhammad Husein adz-Dzahabi (pengarang kitab At-Tafsir wa Al-Mufassirun).

Akhir Hayat

Setelah banyak berkhidmah kepada Al-Azhar, Syekh Muhammad Ali As-Sais kemudian wafat pada hari Rabu, 24 November 1976, pada umur 77 tahun, setelah menyidang risalah ilmiah salah satu muridnya selama 3 jam. Jasadnya kemudian dimakamkan di Qarafah Mujawirin, tepatnya di pemakaman Bustan Ulama Al-Azhar, Kairo.


Sumber Pustaka:

  • Usamah al-Azhari, Jamharah A’lam al-Azhar asy-Syarif;
  • Lajnah Ilmiah al-Azhar, Haiah Kibar al-‘Ulama fi Siyari A’lamiha al-Qudama.
  • Zawat al-Maghribi, Haiah Kibar al-‘Ulama (1911-1961);
  • Muhammad Khair Yusuf Ramadhan, Mu’jam al-Muallifin al-Ma’ashirin.

💡
Baca juga artikel lain di rubrik BIOGRAFI atau tulisan menarik Amirul Mukminin

Latest