Skip to content

Buku Termutakhir yang Mengulas Haiah Kibar Ulama Al-Azhar

Tak banyak buku yang membahas Haiah Kibar Ulama Al-Azhar. Pada tahun ini, Al-Azhar menerbitkan buku termutakhir yang mengulas lembaga elite itu.

Foto: Sampul buku 2 jilid yang mengulas Haiah Kibar Ulama Al-Azhar. (Istimewa)
Foto: Sampul buku 2 jilid yang mengulas Haiah Kibar Ulama Al-Azhar. (Istimewa)

Para alumni dan pembaca tarikh Al-Azhar tentu sudah tidak asing lagi dengan kalimat Haiah Kibar Ulama Al-Azhar (Dewan Ulama Senior Al-Azhar). Ia adalah salah satu lembaga di bawah Al-Azhar yang menaungi para ulama pembesar yang didirikan 1 abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1911 silam. Ulama-ulama yang terpilih di dalamnya pun bukan ulama biasa, melainkan ulama senior yang telah berperan banyak di dalam Al-Azhar sedari dini hingga dewasa, baik dari penjagaan akidah ahlusunah waljamaah, moderasi Islam, politik, kemasyarakatan, dan berbagai aspek kehidupan yang lainnya. Singkatnya, mereka bisa dikatakan sebagai orang-orang kepercayaan Syekhul-Azhar di tiap masanya.

Haiah Kibar Ulama sendiri semenjak berdirinya hingga dibubarkan pada tahun 1961 berjumlah 102 anggota. Dengan banyaknya sumbangsih yang telah diberikan, belum terlihat satu pun lembaga ilmiah di bawah naungan Al-Azhar yang membukukan kisah dan kiprah mereka. Hingganya, mutiara-mutiara berharga tersebut bak terkubur ke dalam bumi tanpa ada yang mengangkatnya ke permukaan.

Namun ada hal yang berbeda ketika Ma’ridh Al-Qahirah Ad-Dauli li Al-Kitab (Pameran Buku Internasional Kairo) yang lalu, ada satu hal yang benar-benar menarik perhatian saya di stan Al-Azhar, yaitu terbitnya buku kisah Haiah Kibar Ulama oleh lajnah ilmiah di lembaga itu. Buku itu diberi judul Haiah Kibar Al-‘Ulama fi Siyari A’lamiha Al-Qudama 1911-1961.

Hunian Orang-orang Jawi di Masjid Al-Azhar
Dalam sejarahnya, masjid Al-Azhar mengenal sistem hunian yang bernama riwaq. Riwaq Al-Jawiyyah untuk para pendatang dari Kepulauan Nusantara salah satunya.

Dengan terbitnya buku ini, salah satu harapan lama saya terkabul. Setelah 100 tahun semenjak Haiah Kibar Ulama berdiri, akhirnya Al-Azhar membuat buku tentang kisah dan peran mereka, dibukukan dalam 2 jilid, dan dengan tebal 1082 halaman. Meski terbilang terlambat, itu sudah lebih baik daripada tidak sama sekali. Mengingat, akan sangat disayangkan jika kisah heroik mereka tidak dibukukan.

Ketika pameran buku, buku babon ini hanya dihargai 70 EGP setelah dipotong harga 30%. Dari segi pemaparannya, buku ini sangat urut dan runtut. Membahas detil kisah tiap tokohnya sesuai dengan masa pelantikan.

Pada bagian pertama, buku ini diawali dengan mukadimah dan sekapur sirih. Di sini, lajnah ilmiah memaparkan tentang kedudukan Haiah Kibar Ulama, perjalanan sejarah secara ringkas, dan metode penulisan buku. Kemudian, dilanjutkan dengan susunan Haiah Kibar Ulama di awal pembentukan, syarat-syarat masuk lembaga elite itu, dan tugas-tugasnya.

Sementara bagian kedua menghimpun peran dan andil Haiah Kibar Ulama dalam berbagai hal, seperti penyelesaian problematika masyarakat, pembelaan terhadap Islam dan menjawab syubhat yang terkait, peran dalam penjajahan Inggris terhadap Mesir, persoalan Palestina dan Al-Quds, penyebaran pembelajaran agama dan pendirian ma’ahid diniyyah (sekolah-sekolah keagamaan), dan berbagai hal lainnya.

Pada bagian ketiga, terdapat daftar istilah-istilah yang dipakai dalam buku dan pengertiannya. Seperti Al-Majlis Al-A’la li Al-Azhar, Syahadah Al-Idzn bi At-Tadris, Syahadah Al-‘Alimiyyah, Kiswah At-Tasyrif, dan lainnya.

Bagian keempat menjelaskan sebab ditulisnya buku ini. Di sini, dipaparkan secara jelas sebab ditulisnya buku ini. Dalam pemaparannya, lajnah ilmiah menyatakan bahwa ide penulisan buku ini datang dari Syekhul-Azhar Muhammad Musthafa Al-Maraghi. Beliau menyatakan hal tersebut dalam mukadimah buku Kulliyyah Ushuliddin wa ‘Amiduha Al-Ajilla(terbit: 1941). Selanjutnya, ketika lembaga Haiah Kibar Ulama kembali dihidupkan pada masa Syekhul-Azhar sekarang ini, Syekh Ahmad At-Tayyib menyatakan perlu adanya penulisan ulang kisah Haiah Kibar Ulama yang tertata rapi dan didukung riset yang mendalam. Buku ini mampu memvalidasi dan menahkikkan semua sejarah yang pernah ditulis tentang Haiah Kibar Ulama, anggota, dan perannya.

Sinergi Umara dan Ulama di Masa Pandemi
Corona kian menggila, para umara, ulama, dan tokoh-tokoh publik dituntut harus lebih berperan dalam menetralisir kekhawatiran umat.

Terakhir, pemaparan biografi tiap anggota Haiah Kibar Ulama sesuai dengan urutan pelantikan tiap masa, disertai foto watsaiq (dokumen), arsip, majalah lama, memoar, buku-buku karangan, dan sebagainya. Bukan hanya memaparkan kisah hidup ala buku-buku biografi, melainkan juga juga peran-peran tiap personal dalam keikutsertaannya di lembaga elite Al-Azhar itu.

Walhasil, dengan adanya buku ini, kisah, peran, dan kiprah para ulama besar Al-Azhar kini telah terukir dalam tinta sejarah yang dapat dibaca oleh generasi-generasi selanjutnya, termasuk oleh para duta Al-Azhar dari berbagai penjuru dunia. Semoga pembukuan ini terus berlanjut untuk fase Haiah Kibar Ulama semenjak tahun 2012 hingga hari ini. Yakni di masa kepemimpinan Syekhul-Azhar Ahmad At-Tayyib. Mengingat beliau adalah asal muasal adanya pembukuan Haiah Kibar fase 1911-1961, tentu beliau juga akan menyeru kepada pembukuan anggota Haiah Kibar Ulama di masanya. Semoga beliau dan para ulama besar Al-Azhar senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah Swt. Amin.


Baca juga artikel lain di rubrik TAKARIR atau tulisan menarik Amirul Mukminin

Latest