Skip to content

Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi, Alim nan Pustakawan dari Al-Azhar

Banyak ulama hebat muncul dengan nama Al-Maraghi. Artikel kali ini mengangkat riwayat hidup Syekh Abu Al-Wafa, sang pustakawan dari Al-Azhar.

FOTO Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi saat berada di dalam ruang kerjanya di Perpustakaan Umum Al-Azhar.
FOTO Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi saat berada di dalam ruang kerjanya di Perpustakaan Umum Al-Azhar.

Ulama yang masyhur dengan nama Al-Maraghi terbilang banyak. Baik dulu hingga kini. Mengingat “Al-Maraghi” sendiri adalah nisbah ke sebuah daerah bernama Al-Maraghah di selatan negeri Mesir (Sha’id). Dari banyaknya alim ulama yang berasal dari daerah ini, ada sebuah keluarga yang juga dikenal sebagai keluarga pencetak alim ulama. Yakni keluarga Al-Qadhi.

Tampuk keluarga Al-Qadhi dipimpin oleh Sayid Mushthafa bin Muhammad bin Abdulmun’im Al-Husaini. Keluarga ini dikenal dengan sebaik-baik kaum di kalangan masyarakat setempat. Tempat mengadu segala sesuatu, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim. Bahkan kadi dalam banyak persoalan. Sampai-sampai, daerah tempat keluarga ini berada akhirnya dinamai Distrik Al-Qadhi. Distrik Al-Qadhi yang terletak di Markaz Al-Maraghah, Provinsi Jirja (465 km dari Kota Kairo). Pada hari ini, Markaz Al-Maraghah masuk ke dalam Provinsi Suhaj, Mesir.

Sayid Mushthafa dianugerahi 12 orang anak: 8 laki-laki dan 4 perempuan. Dari 8 anak laki-laki, tiga dari mereka diarahkan ke pendidikan umum, yaitu Yusuf Al-Maraghi, Mushthafa Al-Maraghi, dan Ismail Al-Maraghi. Adapun lima sisanya, diarahkan ke pendidikan agama, yaitu Muhammad Al-Maraghi (anak tertua yang kelak menjadi Imam Akbar Al-Azhar), Ahmad Al-Maraghi (pengarang Tafsir Al-Maraghi), Abdul’aziz Al-Maraghi (anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar), Abdullah Al-Maraghi (ketua Penyelia Kurikulum Al-Azhar), dan Abu Al-Wafa Al-Maraghi. Sosok terakhir inilah yang akan diuraikan dalam biografi kali ini.

Kelahiran dan Masa Kecil

Ia bernama lengkap Abu Al-Wafa bin Mushthafa bin Muhammad bin Abdulmun’im Al-Maraghi Al-Husaini Al-Hanafi Al-Azhari. Abu Al-Wafa di sini bukanlah nama kunyah, sebagaimana ditulis oleh segelintir orang, namun nama asli yang diberikan oleh ayahnya. Al-Maraghi adalah nisbah ke daerah Al-Maraghah sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Adapun Al-Husaini, merujuk ke marga ahlulbait dari jalur Imam Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib. Sedangkan Al-Hanafi, merujuk kepada mazhab fikih yang ia ikuti. Dan Al-Azhari, merujuk kepada institusi Al-Azhar tempat ia belajar.

Ia dilahirkan di Distrik Al-Qadhi pada 28 Ramadan 1323 H (26 November 1905 M). Ia bertumbuh-kembang di dalam sebuah keluarga yang mencintai ilmu dan ulama. Tak hanya dididik oleh ayah dan ibunya, ia juga dididik oleh saudara-saudarinya, mengingat ia adalah putra bungsu dalam keluarga ini. Semangatnya dalam menuntut ilmu agama sudah terpupuk sejak kecil, terlebih setelah ia melihat saudara-saudaranya yang bersekolah di Al-Azhar. Ia kemudian masuk ke kuttab desa untuk belajar perangkat ilmu dasar dan menghafalkan Al-Quran sebelum melanjutkan jenjang selanjutnya, yakni jenjang Al-Awwali.

Masa Belajar

Setelah menamatkan masa belajar di kuttab, Abu Al-Wafa Al-Maraghi muda melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar. Dalam beberapa sumber disebutkan, bahwa ia menamatkan jenjang Al-Awwali pada tahun 1341 H (I922 M). Tidak disebutkan pada tahun berapa ia mulai masuk ke jenjang tersebut. Namun, jika melihat qanun Al-Azhar kala itu, pendidikan di Al-Azhar dilalui 3 jenjang: Al-Awwali, Ats-Tsanawi, dan Al-‘Ali. Tiap-tiap jenjang dilalui selama 5 tahun. Artinya, jika ia tamat pada tahun 1922 M, besar kemungkinan ia masuk pada tahun 1917 M, pada umur 12 tahun.

Pada tahun yang sama, ia melanjutkan pendidikannya di Al-Azhar pada jenjang Ats-Tsanawi. Setahun setelahnya, yakni tahun 1342 H (1923 M), qanun Al-Azhar berubah. Salah satu yang dibahas dalam qanun itu adalah pembagian fase belajar di Al-Azhar. Dengan ketetapan baru itu, fase belajar di Al-Azhar berkembang menjadi empat tingkat: Al-Ibtida'i (semula bernama Al-Awwali), Ats-Tsanawi, Al-‘Ali, dan At-Takhashshush. Jika pada masa sebelumnya tiap jenjang pendidikan diselesaikan dalam waktu 5 tahun, maka pada masa ini masing-masing jenjang diselesaikan dalam waktu 4 tahun.

Dengan perubahan qanun ini, Abu Al-Wafa Al-Maraghi hanya perlu menyempurnakan 3 tahun tersisa. Ia pun lulus pada tahun 1926 M, kemudian berlanjut ke jenjang Al-‘Ali hingga lulus pada tahun 1930 M.

Al-Azhar

Sepilihan tulisan yang mengisahkan sejarah Al-Azhar dapat teman-teman temukan

di sini

Tepat setelah tahun kelulusannya, Al-Azhar kembali mengembangkan jenjang pendidikannya. Al-‘Ali diganti menjadi Universitas Al-Azhar modern. Karena saat itu jenjang S2 seperti sekarang belum ada (sebab jenjang S1 baru dibuka), qanun At-Takhashshush masih sama seperti sebelumnya. Ia mengambil spesialisasi Balaghah dan Sastra, hingga lulus pada tahun 1933 M.

Masa Mengabdi

Setelah tamat, ia bekerja sebagai advokat di Mahkamah Provinsi Suhaj, lalu mengajar di sejumlah madrasah milik Lembaga Al-Masa’i Al-Masykurah di Provinsi Al-Munufiyyah hingga tahun 1935 M, karena dilantik di sejumlah lajnah di Kementerian Pendidikan dan Kementerian Wakaf. Di Kementerian Wakaf, ia bekerja di bawah salah satu lembaganya, yaitu Al-Majlis Al-A’la li Asy-Syuun Al-Islamiyyah dan masuk ke dalam beberapa lajnah, seperti Lajnah Ihya At-Turats Al-Islami dan Lajnah At-Ta’rif bi Al-Islam.

Pada tahun 1943 M, di masa kepemimpinan Syekhul-Azhar Muhammad Mushthafa Al-Maraghi, yang merupakan saudara kandungnya, ia diberi mandat sebagai Amin Al-Maktabah Al-Azhariyyah (Sekjen Maktabah Al-Azhar) menggantikan Syekh Ibrahim Thammum yang telah masuk usia pensiun.

Dalam Kilmah Tarikhiyyah ‘an Al-Maktabah Al-Azhariyyah, ia menyebutkan semua sekjen Maktabah Al-Azhar sejak berdirinya hingga masa di kala ia menjabat, yaitu dimulai dari Syekh Muhammad Hasanain Makhluf (1897-1908 M) selaku sekjen pertama, lalu dilanjutkan oleh Syekh Muhammad Thaha Salim Al-Bisyri (1908-1936 M) selaku sekjen kedua, lalu Syekh Ibrahim Thammum (1936-1943 M) selaku sekjen ketiga, lalu ia sendiri, sekjen keempat.

Ia menjabat direktur maktabah ini selama 27 tahun, dimulai dari tahun 1943 M hingga pensiun pada 25 Syakban 1390 H (26 Oktober 1970 M). Setahun sebelum pensiun, ia sempat dimandatkan sebagai Amin Musa’id (Asisten Sekjen) di Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyyah (Lembaga Riset Islam) Al-Azhar.

Karya Tulis

Selain menjalankan sejumlah profesi, Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi tak lupa menyisihkan waktunya untuk menulis dan menahkik. Sebagaimana disinggung sebelumnya, bahwa ia kerap masuk ke dalam tim penulisan di bawah Kementerian Wakaf Mesir. Di sinilah ia banyak menulis dan mencetak karyanya. Sejumlah karyanya seperti:

  • Fihris Al-Maktabah Al-Azhariyyah. 8 jilid besar, tiap jilid setebal 500-600 halaman. Ini adalah katalogisasi pertama Perpustakaan Umum Al-Azhar;
  • Kilmah Tarikhiyyah ‘an Al-Maktabah Al-Azhariyyah. Sebuah buku kecil yang berisikan sejarah Perpustakaan Umum Al-Azhar;
  • Al-Mu’jam Al-Ashghar li ‘Ulama Al-Jami’ Al-Azhar;
  • Min Qadhaya Al-‘Amal wa Al-Mal fi Al-Islam;
  • Fikrah At-Tauhid fi Al-Quran Al-Karim;
  • Tarikh Nasyah ‘Ulum Al-Balaghah;
  • Min Riyadh As-Sirah Ath-Thahirah Muhammad Rasulillah;
  • As-Suluk Al-Khuluqi Al-Ijtima’i fi Al-Islam;
  • Mabadi Al-Islam fi Tanzhim Al-Usrah;
  • Ramadhan wa Al-A’yad;
  • Asy-Syaikh Al-Maraghi bi Aqlam Al-Kuttab;
  • Lubab Al-Bahts fi Syarh Kitab Al-Ba’ts karya Ibn Abi Daud;
  • Al-Lubab fi Syarh Asy-Syihab karya Al-Qudha’i;
  • As-Sama’ karya Ibn Al-Qaisarani (tahkik);
  • I’lam As-Sajid fi Ahkam Al-Masajid karya Az-Zarkasyi (tahkik).
Foto Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi di rumah keluarganya di Distrik Al-Qadhi.
FOTO Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi di rumah keluarganya di Distrik Al-Qadhi, Jirja, Mesir.

Akhir Hayat

Setelah menghibahkan seluruh hidupnya untuk berkhidmah kepada Al-Azhar, khususnya di Perpustakaan Umum Al-Azhar, Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi menutup mata pada 17 Rajab 1401 H (21 Mei 1981 M). Jasadnya dikebumikan di pemakaman keluarga Al-Maraghi di Distrik Sayidah Nafisah, Kairo, bersampingan dengan jasad saudara-saudaranya, yakni Syekh Muhammad Al-Maraghi (wafat 1945 M), Syekh Abdul’aziz Al-Maraghi (wafat 1950 M), Syekh Ahmad Al-Maraghi (wafat 1952 M), dan Syekh Abdullah Al-Maraghi (wafat 1965 M).

Semoga Allah senantiasa merahmatinya. Tanpa sebabnya, Perpustakaan Umum Al-Azhar dan katalogisasinya pada hari ini mungkin masih belum tersusun dengan rapi, terlebih di masa awal-awal penertiban yang dilakukan secara manual. Belum ada komputer dan teknologi yang memudahkan penyusunan seperti saat ini. Jika boleh dikatakan, semua kemudahan muhakkik kitab turats yang menyumber ke manuskrip Al-Azhar pada hari ini adalah salah satu buah dari upaya Syekh Abu Al-Wafa Al-Maraghi. Al-Fatihah.


💡
Baca juga artikel lain di rubrik BIOGRAFI atau tulisan menarik Amirul Mukminin

Latest